Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembeli Baju Bekas Impor di Pasar Baru Tak Seramai di Pasar Senen

Kompas.com - 09/03/2023, 14:13 WIB
Rizky Syahrial,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar Baru, Jakarta Pusat juga menjadi salah satu tempat jual beli baju bekas impor. Namun, pembeli di pasar ini tidak seramai di Pasar Senen., Jakarta Pusat.

Pantauan Kompas.com, kawasan Gedung lantai IV Metro Pasar Baru dalam kondisi sepi pembeli pada Kamis (9/3/2023) siang.

Terlihat hanya dua sampai tiga pembeli yang lalu lalang berburu baju bekas di sana.

Baca juga: Melihat Surga Baju Branded Bekas di Pasar Senen, Tempat Mereka yang Hobi Thrifting...

Selain itu, pedagang baju bekas impor di Pasar Baru terlihat lebih santai menunggu pembeli yang datang.

Hal itu berbanding jauh dengan keadaan Pasar Senen pada siang hari.

Saat Kompas.com menyambangi Pasar Senen pada Rabu (8/3/2023) siang, lebih banyak pembeli yang berdatangan.

Pedagang juga nampak sibuk melayani pembeli yang sedang memilih baju dan celana dagangannya.

Di Pasar Baru, pakaian yang dijual tak kalah beragam, mulai dari kaos, jaket, celana, rok, kemeja, hingga sepatu.

Baca juga: Cerita Pembeli Baju Branded Bekas di Pasar Senen, Beli 3 Sweater Hanya Rp 100.000

Sesekali penjual berteriak untuk menawarkan kepada pembeli yang baru tiba dari eskalator.

"Silakan jaketnya, kaos juga ada, mau cari apa," ujar salah satu penjual sambil menunjuk ke arah barangnya.

Harga yang dibanderol di sini lebih mahal daripada di Pasar Senen. Salah satunya kaos yang dijual di sini seharga Rp65.000. Sedangkan di Pasar Senen, kaos dijual dengan harga rata-rata Rp35.000.

Kompas.com sempat melihat transaksi antara salah satu pembeli yang enggan disebut namanya dengan penjual bernama Puput (35).

Puput awalnya menawarkan pembeli tersebut dengan harga Rp 65.000. Setelah bajunya dicoba dan kembali bertransaksi, pembeli tersebut menawar harga menjadi Rp50.000. Puput pun menerima tawaran tersebut.

Baca juga: Tren Thrifting, Ini Aturan Kemendag soal Larang Impor Pakaian Bekas

Puput tidak dapat mematok omzet perharinya. Menurut dia, hal itu relatif tergantung ramainya pembeli.

"Enggak menentu sih, kadang Rp 500.000, kadang Rp 1 juta. Kalau lagi ramai bisa lebih," jelas dia.

Ia mengatakan, pembeli ramai datang ke Pasar Baru biasanya pada Sabtu atau Minggu.

"Biasanya weekend Sabtu Minggu ramai pembeli," tambah dia.

Selain Pasar Baru, Pasar Senen kerap menjadi salah satu lokasi primadona bagi warga Jakarta untuk mencari baju bekas.

Baca juga: Pedagang Thrift di Pasar Senen Tahu Ada Larangan Pemerintah Impor Baju Bekas

Tempat ini pun terkenal di kalangan semua umur khususnya anak muda pemburu baju impor branded bekas.

Pantauan langsung Kompas.com, toko-toko yang menjual baju branded bekas ini terletak di lantai II Blok III kawasan Pasar Senen.

Ketika tiba di lantai tersebut, beberapa penjual mulai aktif menawarkan barang dagangannya kepada pembeli yang datang.

"Yuk kemejanya murah nih tiga Rp 100.000," ujar salah satu pedagang lantang untuk menarik pembeli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com