Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Korban Kebakaran Plumpang Diberi Surat Bermeterai dan Amplop di RS Polri

Kompas.com - 09/03/2023, 22:21 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perwakilan keluarga Yuliana Handayani (21) diberi sebuah surat bermeterai dan amplop saat berada di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (9/3/2023).

Yuliana adalah salah satu korban kebakaran Pertamina Depo Plumpang yang baru teridentifikasi, Kamis.

Pantauan Kompas.com di lokasi, perwakilan keluarga yang terdiri dari dua laki-laki sedang mengurus berkas di lantai dua Gedung Instalasi Kedokteran Forensik.

Baca juga: Pertamina Bantah Minta Keluarga Korban Kebakaran Depo Plumpang Tak Menuntut

Di sana, mereka diberikan sejumlah surat untuk diisi dan ditandatangani.

Saat mengurus berkas, beberapa perwakilan Pertamina turut hadir. Mereka nampak memakai tanda pengenal perusahaan pelat merah itu. Mereka pun duduk berdampingan dengan perwakilan keluarga Yuliana.

Pada saat itu, ada sebuah surat bermeterai yang ditandatangani oleh salah satu perwakilan keluarga.

Tidak lama setelah itu, salah seorang perwakilan dari Pertamina tampak menjelaskan sesuatu kepada keluarga.

Lalu, mereka semua berdiri. Sebuah amplop putih pun diberikan oleh pihak Pertamina kepada laki-laki yang tanda tangan di atas meterai.

Baca juga: Muncul 2 Versi Surat Pertamina Soal Uang Santunan, Pernyataan Tak Tuntut Kebakaran di Plumpang Berubah

Ketika dikonfirmasi lebih lanjut, pihak keluarga enggan berkomentar terkait isi surat dan amplop tersebut.

Diduga, surat tersebut merupakan surat pernyataan yang sebelumnya disebut perjanjian untuk tidak menuntut Pertamina atas kebakaran Depo Plumpang.

Namun, Pertamina membantah informasi soal larangan menuntut mereka.

Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menjelaskan, isi surat itu adalah permintaan persetujuan dari keluarga korban agar biaya pemakaman yang sudah diberikan tak dipermasalahkan oleh pihak lain yang juga mengaku keluarga korban.

 

Kemudian, Pertamina juga memberikan uang Rp 10 juta kepada korban. Menurut Irto, uang tersebut untuk biaya pemakaman.

Baca juga: Beredar Surat Pernyataan Tak Tuntut Pertamina yang Diterima Keluarga Korban Kebakaran Plumpang, Begini Isinya...

Selanjutnya, Pertamina akan kembali memberikan santunan bagi keluarga korban meninggal dunia.

"Yang kami sampaikan di tahap awal ini adalah biaya pemakaman dan selanjutnya akan ada santunan kerohiman yang akan disampaikan langsung kepada keluarga atau ahli waris korban," ujar Irto.

Yuliana termasuk salah satu dari 15 jenazah korban kebakaran Plumpang yang telah teridentifikasi.

Sebelum identitasnya diketahui, ia adalah jenazah dengan kode PM007.

Perempuan berusia 21 tahun ini teridentifikasi berdasarkan tes DNA, rekam medis, gigi, properti.

Pada hari yang sama identitasnya diketahui, pihak keluarga Yuliana langsung membawanya pulang dari RS Polri untuk dikebumikan di Bogor, Jawa Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com