Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balada Buruh Gendong Pasar Beringharjo: Penghasilan Tak Menentu dan Risiko Pekerjaan yang Tinggi

Kompas.com - 14/03/2023, 06:10 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kerasnya perjuangan hidup untuk mencari uang begitu dirasakan Sutinah (50) dan Isah Porinah (49), dua wanita yang bekerja sebagai buruh gendong di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta.

Bagaimana tidak, pada usia keduanya saat ini, Sutinah dan Isah masih harus bekerja ekstra keras untuk mengangkut beragam barang di pasar demi upah yang tak seberapa dan tak menentu.

Perihal upah, ini menjadi masalah utama yang dialami Sutinah dan Isah maupun para buruh gendong lainnya.

Sebab, tidak ada standar untuk upah bagi buruh gendong, hanya berdasarkan keikhlasan para pengguna jasa angkut barang.

Baca juga: Kisah Kuli Angkut di Pelabuhan Sunda Kelapa, Kerja Sepagi Mungkin demi Bayaran Lebih Besar

lsah menuturkan bahwa buruh gendong di Pasar Beringharjo rata-rata diberi upah sebesar Rp 5.000 untuk sekali angkut dengan beban 30-50 kilogram.

Jika bertemu pelanggan yang dermawan, mereka bisa mendapat bayaran yang lebih dari rata-rata, misalnya Rp 10.000 sekali angkut.

Namun, terkadang mereka juga diberi upah yang tak manusiawi oleh beberapa pengguna jasa angkut barang.

"Saya pernah diminta angkat barang dari lantai satu sampai lantai tiga, tapi ditawari upah hanya Rp 1.500. Ya saya tolak. Untuk beli minuman saja enggak cukup kalau Rp 1.500," tutur Isah, dilansir dari Harian Kompas, Senin (13/3/2023).

Meskipun begitu, lsah mengakui, upaya standarisasi upah buruh gendong sulit untuk diwujudkan.

Baca juga: Kuli Angkut di Pelabuhan Sunda Kelapa Rugi Besar di Kala Musim Hujan

Hal ini dikarenakan buruh gendong di area penjualan pakaian di Pasar Beringharjo memiliki cara kerja berbeda dengan buruh gendong di area lain.

Di area penjualan sayuran, misalnya, buruh gendong biasanya hanya diminta mengangkat barang dari satu tempat ke tempat lain.

Oleh karena itu, waktu yang dibutuhkan hanya beberapa menit saja. Mereka inilah yang biasa mendapat bayaran Rp 5.000 untuk sekali angkat barang.

Sementara itu, buruh gendong di area pakaian biasanya diminta membawakan barang belanjaan pembeli sembari mengikuti pembeli berbelanja dari satu tempat ke tempat lain.

Baca juga: Perjuangan Danuji, 33 Tahun Jadi Porter Stasiun Pasar Senen untuk Hidupi Anak Istri di Kampung

Aktivitas itu bisa memakan waktu beberapa jam. Karena harus bekerja dalam waktu berjam-jam, buruh gendong di area pakaian bisa dibayar hingga Rp 100.000 per sekali angkut.

"Tapi, ya, tidak setiap hari bisa dapat bayaran sampai Rp 100.000 gitu. Ada juga buruh gendong (di area pakaian) yang cuma dibayar Rp 5.000 setelah ngikuli pembeli ke sana kemari," ungkap Isah yang merupakan Ketua II Paguyuban Buruh Gendong Sayuk Rukun Pasar Beringharjo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com