Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Emak-emak Menjerit karena Harga Bahan Pokok dan Cabai Melonjak...

Kompas.com - 24/03/2023, 07:51 WIB
Firda Janati,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Harga bahan pokok terutama bumbu dapur seperti cabai rawit mengalami kenaikan pada awal Ramadhan 1444 Hijriah di pasar tradisional seperti Pasar Serpong, Tangerang Selatan.

Menurut pedagang sayur di Pasar Serpong, harga cabai rawit merah yang mengalami kenaikan tertinggi daripada sayuran lainnya hingga Rp 10.000 per kilogram (kg).

Kenaikan harga itu berdampak pada masyarakat Tangsel yang membutuhkan bumbu dapur untuk memasak menu berbuka puasa maupun sahur.

Baca juga: Harga Cabai Rawit di Tangsel Naik, Pembeli: Bikin Makin Susah, Bulan Puasa Serba Mahal

Harga awal sebelum puasa

Pada hari pertama puasa Ramadhan tahun ini, harga cabai rawit naik dari yang biasanya sebelum puasa Rp 80.000 per kg menjadi Rp 90.000 per kg.

"Sekarang (cabai rawit) seperempat itu Rp 23.000. Sekilonya Rp 80.000 tapi sekarang naik jadi Rp 90.000. Cabai yang gede itu Rp 40.000," ujar Rini (30) pedagang sayur.

Gara-gara lonjakan harga itu, para pedagang memutar otak agar tetap mendapatkan untung meskipun kecil.

Seperti Rini yang menjual cabai rawit eceran dengan harga Rp 10.000 per tiga bungkus plastik kecil yang sebelumnya hanya dibanderol Rp 50.000 untuk dua plastik besar.

"Tahu nih, belanja lagi mahal, biasa kalau puasa, Lebaran, itu selalu naik. Biasa goceng (Rp 5.000) dua, kalau dijual segitu tipis (untung), capek doang," ujar dia sambil membungkus belanjaan pembeli.

Baca juga: Tak Hanya Cabai Rawit Merah, Harga Bawang Putih dan Merah Juga Makin Mahal pada Awal Ramadhan

Pasokan kurang

Menurut Rini, kenaikan harga itu disebabkan karena pasokan bahan yang kurang. Bukan hanya cabai rawit, tetapi juga sayuran lain bahkan buah-buahan.

"Memang kosong di sananya (dari petani). Buah juga sama, kosong di sana, pada libur. Jadi lebih mahal gara-gara itu," ujar dia.

Dampak kenaikan harga juga dirasakan pedagang lainnya, seperti Mulyo (38), yang berdagang tepat di samping Rini.

Ia menyebut langkanya pasokan sayur dan cabai menjadi penyebab kenaikan harga. Biasanya hal ini terjadi seminggu ke depan saat awal Ramadhan.

"Naik harganya, lagi pada mahal. Karena di sananya (petani) masih pada kosong. Pada libur kerja, (makanya) dari cabai (naik) sampai sayuran juga," kata Mulyo.

Baca juga: Harga Cabai Rawit di Tangsel Naik, Pembeli: Bikin Makin Susah, Bulan Puasa Serba Mahal

Bikin kantong "jebol"

Icha (28) salah satu ibu rumah tangga (IRT) yang paling merasakan dampak dari kenaikan itu. Walau harga naik, mau tidak mau dia tetap membeli karena kebutuhan keluarga.

"Walaupun ini sudah jadi kebiasaan, harga selalu naik, ya tetap saja bikin emak-emak menjerit, kantongnya jebol," tutur Icha kepada Kompas.com.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com