Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Parmi yang Rumahnya Terbakar Jelang Shalat Id, Gubuknya Rata Tanah dan Komputer Cucunya Hangus

Kompas.com - 24/04/2023, 09:00 WIB
Rizky Syahrial,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

"Nah saat itu cucu saya dibawa karena di sini sendiri. Tetangga di rumah saya keadaan sepi karena 90 persen lah pulang kampung," tambah dia.

 

Dibantu sekuriti komplek

Parmi pun segera bergegas ke rumahnya setelah mendapatkan kabar kebakaran sekitar pukul 03.30 WIB, di mana saat itu semua portal di komplek tersebut masih terkunci.

Ia pun tak habis akal untuk keluar dari komplek tersebut. Parmi bercerita, ia sempat bertemu dengan sekuriti komplek dan meminta untuk dibukakan portal.

Bahkan, sekuriti komplek tersebut tidak hanya membukakan portal untuk Parmi, namun ia langsung mengantar Parmi dan cucunya menggunakan sepeda motor.

"Saya mau pulang jam 03.30 WIB karena posisinya pintu di Muara Karang suasana Lebaran kan dikunci semua ya," jelas dia.

"Saya bilang ke sekuriti 'Pak tolong bisa dibuka?' Dia jawab 'ibu mau shalat Id masih kepagian, mau ke mana?', 'rumah saya kebakaran Pak', 'hah rumah di mana?', saya jawab 'di Muara Angke Pak', 'ayo saya antar'," lanjut dia.

Sampai di dekat kawasan rumahnya, api masih sangat besar pada saat itu. Bahkan sekuriti komplek yang mengantarnya merasa kaget.

"Saat sampai enggak jauh dari lokasi liat api besar banget dia teriak 'Masya Allah' kata sekuriti itu," terang Parmi.

Baca juga: Cerita Parmi, Rumahya di Muara Angke Habis Terbakar Saat Malam Takbiran, Hanya Tersisa Pakaian di Badan

Parmi pun akhirnya berkumpul dengan warga yang selamat dari kebakaran, tak jauh dari lokasi rumahnya. Seketika, banyak anak-anak tetangga sekitar rumah yang datang mengerubunginya.

Anak-anak tetangga tersebut kata Parmi terdiam dan beberapa hanya bisa menangis sambil memeluknya. Melihat hal itu, tangis Parmi dan ibu-ibu lain langsung ikut pecah.

"Saya ke pinggir sini banyak warga-warga terus ada banyak anak-anak tetangga, dipeluk saya, baru saya nangis, mereka bilang 'Nenek rumahnya hangus Nek, hangus Nek'," tutur Parmi seraya mengeluarkan air mata.

"Bahkan anak-anak itu enggak pakai baju saat itu, karena enggak sempat bawa baju, Saya bingung 'lah terus gimana..' Habis ya sudah. Dengan ada anak-anak itu teriak ke kami, air mata kami enggak kuat," sambung dia.

 

Cucu Parmi kehilangan komputer untuk sekolah

Cucu Parmi pun juga menangis saat melihat kondisi rumahnya yang sudah hangus terbakar.

Bahkan, cucu Parmi memikirkan nasib komputernya yang ada di dalam rumah. Komputer tersebut biasa dipakai untuk kebutuhan sekolah.

Parmi hanya bisa meredam tangis cucunya, dan membujuk cucunya untuk tetap sabar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com