JAKARTA, KOMPAS.com - Eks Kapolres Bukittinggi AKBP Dody Prawiranegara menghadiri sidang pembacaan duplik atau tanggapan atas replik jaksa penuntut umum (JPU) di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat, Rabu (26/4/2023).
Dody didakwa terlibat dalam kasus peredaran sabu yang dikendalian mantan Kapolda Sumatera Barat Irjen Teddy Minahasa.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, JPU mulanya memanggil terdakwa untuk memasuki ruang sidang. Dody kemudian memasuki area persidangan pukul 10.20 WIB.
Seperti pada persidangan sebelumnya, Dody Prawiranegara memakai kemeja putih lengan panjang, dan celana berwarna hitam. Terlihat pula Dody berjalan santai menuju kursi yang telah disediakan di hadapan majelis hakim.
Baca juga: Hari Ini, AKBP Dody Bacakan Duplik Kasus Peredaran Sabu Teddy Minahasa
Sebelum duduk di kursi terdakwa, dia membungkukkan tubuh untuk memberikan hormat kepada majelis hakim, JPU, dan tim penasihat hukumnya. Agenda sidang lalu dibuka oleh Hakim Ketua Jon Sarman Saragih.
"Hari ini sesuai agenda persidangan adalah tanggapan terdakwa atau penasihat hukum terdakawa atas replik yang diajukan penuntut umum. Dengarkan baik-baik," kata Hakim Jon dalam persidangan.
Jon juga sempat bertanya kondisi kesehatan Dody Prawiranegara.
"Terdakwa sehat?" tanya Jon kepada Dody.
"Sehat, Yang Mulia," jawab Dody.
Hakim Jon lantas mempersilakan penasihat hukum terdakwa membacakan duplik. Mendengar hal itu, penasihat hukum Dody, Adriel Viari Purba membacakan duplik atas replik JPU.
Baca juga: Teddy Minahasa Sebut AKBP Dody Ikuti Jejak Eliezer untuk Ringankan Hukuman
Selain Dody, terdakwa lain yakni Linda Pujiastuti, dan mantan Kapolsek Kalibaru Kompol Kasranto dijadwalkan dengan agenda yang sama. Adapun, pada Senin (27/3/2023) JPU menuntut Dody dengan hukuman 20 tahun penjara dengan enam dengan denda sebesar Rp 2 miliar.
Menurut jaksa dalam dakwaannya, Teddy terbukti bekerja sama dengan AKBP Dody Prawiranegara, Syamsul Maarif, dan Linda Pujiastuti (Anita) untuk menawarkan, membeli, menjual, dan menjadi perantara penyebaran narkotika.
Narkotika yang dijual itu merupakan hasil penyelundupan barang sitaan seberat lebih dari 5 kilogram.
Dalam persidangan terungkap bahwa Teddy meminta AKBP Dody mengambil sabu itu lalu menggantinya dengan tawas.
Awalnya, Dody sempat menolak. Namun, pada akhirnya Dody menyanggupi permintaan Teddy.
Dody kemudian memberikan sabu tersebut kepada Linda. Setelah itu, Linda menyerahkan sabu tersebut kepada Kasranto untuk kemudian dijual kepada bandar narkoba.
Total, ada 11 orang yang diduga terlibat dalam peredaran narkoba ini, termasuk Teddy Minahasa.
Sementara itu, 10 orang lainnya adalah Hendra, Aril Firmansyah, Aipda Achmad Darmawan, Mai Siska, Kompol Kasranto, Aiptu Janto Situmorang, Linda Pujiastuti, Syamsul Ma'arif, Muhamad Nasir, dan AKBP Dody Prawiranegara.
Teddy dan para terdakwa lainnya didakwa melanggar Pasal 114 Ayat 2 subsider Pasal 112 Ayat 2, juncto Pasal 132 Ayat 1, juncto Pasal 55 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.