Akan tetapi, VMA kembali mengalami kram kaki. Petugas kesehatan dan Menwa pun membawa VMA ke puskesmas menggunakan ambulans.
"Di puskesmas, tensinya udah rendah. Karena kondisi keterbatasan alat, akhirnya VMA dirujuk ke rumah sakit," ungkap Heryanti.
Kepala Divisi Humas UNJ Syaifudin menambahkan, pihak rumah mengatakan bahwa VMA mengalami dehidrasi berat.
Baca juga: Kerap Timbulkan Korban Nyawa, Ketua Komisi X Minta Diksar Menwa Dievaluasi
Kondisi itu membuat tubuhnya tidak bisa memompa darah dengan baik, sehingga membuat kondisi kesehatannya menurun.
"Karena kondisi yang tidak dapat diprediksi, kondisi badan VMA mengalami penurunan yang sangat drastis," ucap Syaifudin di lokasi.
Heryanti menegaskan, VMA sudah membawa air minum sepanjang kegiatan.
Namun, kondisi cuaca sangat panas dan VMA sempat dua kali mengalami kram kaki, sehingga berujung pada VMA meninggal dunia.
"Ditangani oleh pihak dokter di IGD, dan dinyatakan meninggal di rumah sakit," kata Heryanti.
Terkait isu perpeloncoan, Syaifudin menegaskan, hal tersebut tidak pernah terjadi dalam pembaretan Menwa.
Adapun temuan itu berdasarkan hasil penyelidikan kepada seluruh pihak yang terkait dalam kegiatan tersebut.
"Jadi, meninggalnya VMA murni karena kondisi yang tidak terduga, yang mana terjadi penurunan kondisi kesehatan sesuai hasil diagnosis rumah sakit," pungkas Syaifudin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.