JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kompleks Billy & Moon, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, dikejutkan oleh penggerebekan yang terjadi pada Rabu (17/5/2023).
Tak disangka, rumah mewah berpagar hitam itu digunakan sebagai tempat praktik aborsi. Tidak ada orang-orang dibawa dari dalam rumah.
Namun, mobil dari pihak kepolisian sempat masuk ke area teras dua kali. Pada saat itu, polisi menutup rapat pagar rumah tersebut.
Baca juga: 5 Tersangka Aborsi di Duren Sawit Sudah Beraksi 1 Tahun
Sementara itu, Ketua RT 09 RW 010 bernama Irfan mengatakan, ia tidak mengetahui info lebih lanjut soal penggerebekan itu.
"Saat saya datang, (penggerebekan) sudah mau bubar. Saya hanya diminta nomor telepon aja. Saya juga enggak tahu yang tinggal di situ siapa," tutur Irfan ketika dikonfirmasi, Jumat (19/5/2023).
Selanjutnya, sekitar pukul 15.10 WIB, garis polisi dipasang di pagar oleh empat anggota Polri.
Polisi akhirnya menangkap lima tersangka praktik aborsi di Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur. Mereka langsung digiring dan diperiksa di Polres Metro Jakarta Timur, Rabu.
Menurut Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Leo Simarmata, para tersangka memiliki peran masing-masing dalam praktik itu.
Baca juga: Praktik Aborsi di Duren Sawit Patok Harga Hingga Lebih dari Rp 9 Juta
Adapun kelima tersangka diduga telah beraksi selama satu tahun dalam menjalankan praktik aborsi.
Baca juga: Praktik Aborsi di Duren Sawit Layani Hingga 4 Orang Per Hari, Omzetnya Puluhan Juta Rupiah
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Dhimas Prasetyo mengungkapkan, pelaku membuat situs sendiri dan pasang iklan secara daring.
Di situs itu, terdapat nomor WhatsApp yang bisa dihubungi para calon korban. Saat korban menghubungi nomor tersebut, mereka akan diarahkan ke sebuah rumah sakit di Jalan Kayu Putih, Pulogadung.
Cara ini dilakukan untuk membuat kesan bahwa apa yang dilakukan para pelaku merupakan praktik yang resmi dan legal.
Korban pun dijemput dan dibawa oleh SR dan EP dari rumah sakit ke tempat praktik. Pelaku mengajak korban berputar-putar dulu sebelum akhirnya tiba di tempat praktik.
Baca juga: Polisi Sita Puluhan Obat Ilegal, Alat USG, dan Kuret dari Tempat Praktik Aborsi di Duren Sawit
Dhimas Prasetyo menyatakan pelaku utama berinisial S tidak memiliki keahlian dalam bidang medis. S hanya belajar secara otodidak lantaran pernah mendampingi seorang dokter yang kini praktiknya sudah tutup.