Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituding Biang Macet di Condet, Manajemen GIS: Kami Enggak Defensif, Kami Evaluasi...

Kompas.com - 07/06/2023, 10:06 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Manajemen SD Global Islamic School (GIS), Balekambang, Kramatjati, Jakarta Timur, berjanji bakal mengevaluasi diri atas kemacetan yang terjadi di Jalan Raya Condet setiap jam masuk dan pulang sekolah.

"Kami enggak defensif. Kalau misalnya ada masukan atau komplain dari masyarakat, tetap kami jadikan evaluasi," ujar Head of Public Relation GIS Nurul Hudha kepada Kompas.com, Selasa (6/6/2023).

Pada dasarnya, GIS menyadari aktivitas antar jemput murid menggunakan mobil pribadi setiap jam masuk-pulang sekolah seringkali menimbulkan kemacetan lalu lintas di Jalan Raya Condet.

Baca juga: Tepis Sindiran Satu Anak, Satu Mobil, Manajemen GIS Condet: Banyak yang Diantar Pakai Motor Kok...

Untuk itu, manajemen GIS sudah melakukan sejumlah langkah untuk meminimalisasi macet. Salah satunya memperluas area parkir, meski diakui pula rasionya belum berimbang.

"Dalam waktu lima tahun terakhir, kami ini sudah dua kali melakukan pembukaan lahan parkir baru," ujar Nurul.

Selain itu, pihak sekolah juga sudah melakukan rekayasa waktu kegiatan murid, yakni membedakan jam kegiatan TK, SD, SMP, dan SMA.

"Jadi kami bagi-bagi. Karena kami sadar betul kalau dibarengin (waktu masuk dan pulang setiap sekolah), pasti akan lebih chaos lagi," lanjut dia.

Kemudian, pihak sekolah telah mengimbau orangtua murid untuk meminimalisasi pakai kendaraan pribadi saat mengantar jemput anak.

Baca juga: Manajemen GIS Sebut Jalan Condet Macet karena Traffic Tinggi, Bukan Semata-mata Salah Sekolah

Meski demikian, manajemen sekolah tetap meminta publik memandang kemacetan di Jalan Raya Condet secara proporsional. Publik diminta jangan terlalu menyalahkan GIS seolah-olah satu-satunya menjadi biang kemacetan.

Jalan Raya Condet, menurut Nurul, adalah jalan alternatif yang strategis. Oleh sebab itu wajar bila volume kendaraan yang melintas di sana sangat tinggi pada jam-jam produktif.

Terlebih, titik kemacetan tidak hanya terjadi di depan GIS saja.

"Kalau mau dilihat secara proporsional, ada sekolah-sekolah dan titik-titik lain juga yang mungkin juga jadi titik kemacetan," ujar Huda.

Sebelumnya diberitakan, aktivitas antar jemput anak sekolah menggunakan kendaraan pribadi di SD GIS, Jalan Raya Condet, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur, disebut sebagai biang kemacetan.

Baca juga: Keluh Warga dengan Kemacetan Depan GIS Condet, Minta Sekolah Tambah Lahan Parkir dan Wajibkan Siswa Naik Bus Sekolah

Pantauan langsung Kompas.com, padatnya situasi lalu lintas berlangsung saat kendaraan roda empat yang mengantar anak sekolah menumpuk di area pengantaran di dalam sekolah.

Hal itu membuat antrean kendaraan sering kali mengular ke gerbang masuk sekolah sampai jalan raya.

Otomatis, kendaraan lain yang hendak melintas, baik ke arah Jalan TB Simatupang atau Cililitan, terpaksa ikut berhenti menunggu antrean mobil yang hendak memutar arah dari gerbang sekolah menuju jalan raya.

Biasanya, jalur ini mengalami kemacetan pukul 07.00-07.30 WIB setiap pagi pada Senin-Jumat.

Tak hanya pagi hari, kemacetan juga terjadi pada siang hari saat jam pulang sekolah, sekitar pukul 13.00 WIB sampai 15.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com