JAKARTA, KOMPAS.com - Penutupan trotoar di depan Kantor Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS), Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, diprotes keras oleh Koalisi Pejalan Kaki dan warga.
Trotoar yang seharusnya jadi jalur pejalan kaki berjalan itu telah ditutup oleh pihak kedubes AS selama bertahun-tahun lamanya.
Keadaan yang demikian telah mengusik penyediaan ruang publik dan merampas hak pejalan kaki.
Komariah (27), pegawai di kawasan Gambir, Jakarta Pusat terbilang rutin melewati trotoar Jalan Medan Merdeka Selatan. Sebagai pengguna kereta rel listrik (KRL), tak jarang dia memilih berjalan kaki dari Stasiun Gondangdia untuk menuju kantornya.
Rute perjalanannya melewati depan Kantor Kedubes AS di Jalan Medan Merdeka Selatan. Dari kawasan Stasiun Gondangdia sampai Jalan Ridwan Rais, Komariah masih bisa berjalan di trotoar.
Berbelok sedikit ke Jalan Medan Merdeka Selatan, Komariah tak bisa lagi berjalan di atas trotoar. Sebab, jalurnya menuju depan Kedubes AS ditutup menggunakan beton dan water barrier.
"Jadi pas mau Kedubes AS itu udah enggak bisa jalan di trotoar. Harus turun ke bahu Jalan Medan Merdeka Selatan. Jadi jalannya di pinggir jalan," ujar Komariah saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (6/6/2023) malam.
Menurut dia, selalu ada petugas keamanan yang berjaga di trotoar depan kantor Kedubes AS. Petugas akan meminta warga untuk tidak berjalan di trotoar, dan mengarahkan berjalan di sisi jalan raya.
"Masih bisa jalan sebenarnya walaupun ada beton. Tapi petugas pasti bakal ingetin kalau enggak boleh di trotoar. Jadi harus di jalan, kan bahaya sebenernya," kata Komariah.
Baca juga: Koalisi Pejalan Kaki Protes Penutupan Trotoar Depan Kedubes AS, Sudah Terjadi sejak Era Jokowi
Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus mengatakan, penutupan trotoar di depan kedubes AS terjadi sejak lama, tepatnya pada era kepemimpinan Joko Widodo saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Dari zaman Pak Jokowi sebagai Gubernur DKI. Kami sudah menyampaikan itu kepada Pemprov DKI Jakarta agar fasilitas publik yang merupakan hak dasar pejalan kaki harus dibuka yang di depan Kedubes AS," ujar Alfred saat dihubungi, Selasa.
Alfred mengatakan, penutupan trotoar itu terjadi saat Kedubes AS direnovasi pada tahun 2013.
Namun, penutup trotoar di depan Kedubes AS pada saat itu tidak begitu berlebihan seperti sekarang ini.
"Nah, kalau dulu tidak sampai kawat duri. Jadi terlihatlah paranoidnya. Maksud saya gini, saya tidak masuk ke dalam permasalahan Kedutaan Amerika. Tapi trotoar itu masih dalam kedaulatan Republik Indonesia, gitu," ucap Alfred.
Alfred pun membandingkan kondisi sekitar Kedubes AS dengan kedubes negara lain yang berada di Jalan HR Rasuna Said, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.