Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembelaan STIE Tribuana yang Dicabut Izinnya, Bantah Korupsi KIP-K dan Jual Beli Ijazah

Kompas.com - 09/06/2023, 07:42 WIB
Firda Janati,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pencabutan izin operasional Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Tribuana, Margahayu, Bekasi Timur, berbuntut panjang.

Izin kampus yang berlokasi di Jalan Radio, Margahayu, Bekasi Timur, itu dicabut oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) karena melanggar aturan Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020.

STIE Tribuana terindikasi melakukan sejumlah pelanggaran berat.

Direktur Kelembagaan Diktiristek Kemendikbud Ristek, Lukman, mengatakan bahwa kampus tersebut utamanya menyelewengkan beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kampus (KIP-K).

"Yang jelas di sana lebih dominan (pelanggaran) penyimpangan KIP-K," kata Lukman, Selasa (6/6/2023).

Baca juga: Bantah Tudingan Ambil Jatah KIP Kuliah, STIE Tribuana: Itu Ulah Mahasiswa

Selain itu, Lukman menyampaikan, STIE Tribuana terindikasi melakukan praktik jual beli ijazah.

Pada Rabu (7/6/2023), pemilik Yayasan STIE Tribuana, Suroyo, akhirnya buka suara setelah Kemendikbud Ristek memberikan sanksi pencabutan izin perguruan tinggi atas temuan pelanggaran berat yang dilakukan oleh kampusnya.

Sebut pelanggaran ringan

Suroyo menyinggung 37 temuan Kemendikbud Ristek yang mengenai sanksi administrasi kampusnya. Menurut Suroyo, 37 temuan itu tergolong pelanggaran ringan.

"Tribuana ada 37 temuan, kami juga sudah sepakat bahwa dari temuan itu, tidak ada satu pun temuan yang dikategorikan pelanggaran administrasi berat sesuai Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020, khususnya Pasal 71 Huruf A sampai K," ujar Suroyo.

Baca juga: Pemilik Yayasan STIE Tribuana Tantang Ungkap Oknum Jual Beli Ijazah Kampusnya

Kata Suroyo, memang benar ada kelalaian dari pihak kampus karena menginput data yang tidak sahih. Namun, menurut dia, kesalahan input data bukan pelanggaran berat.

"Disepakati pula dari Kelembagaan Dirjen Dikti, ada kelalaian pihak kampus berupa input data yang tidak sahih, kalau itu kategori pelanggaran ringan-sedang," kata dia.

Suroyo mengakui ada kekeliruan dalam input data daftar nilai mahasiswa yang tidak sesuai dengan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI).

Suroyo mengatakan, yayasan berkewajiban menghapus data yang keliru. Namun, dalam hal ini, data itu tak bisa dihapus karena sudah masuk PDDIKTI.

Klaim jual beli ijazah hoaks

Ketua Yayasan Eka Widya Nusantara atau Owner STIE Tribuana, Suroyo memberikan klarifikasi di depan awak media, Rabu (7/6/2023). Dalam klarifikasinya, Suroyo membahas soal perizinan kampus yang dicabut hingga dugaan lain terkait penyelewengan beasiswa.KOMPAS.com/FIRDA JANATI Ketua Yayasan Eka Widya Nusantara atau Owner STIE Tribuana, Suroyo memberikan klarifikasi di depan awak media, Rabu (7/6/2023). Dalam klarifikasinya, Suroyo membahas soal perizinan kampus yang dicabut hingga dugaan lain terkait penyelewengan beasiswa.
Sementara itu, tentang jual beli ijazah di kampusnya, Suroyo dengan tegas membantah tudingan itu. Ia menyebutkan, pengajar kampus memiliki integritas tinggi.

"Yang kemarin memuat menerbitkan, memberitakan tentang jual beli ijazah, saya nyatakan hoaks. Kami punya integritas, kami kuliah tinggi-tinggi sampai doktor, profesor, buat apa kami seperti itu," tegas dia.

Baca juga: Disebut Jual Beli Ijazah, Pemilik STIE Tribuana: Saya Nyatakan Hoaks!

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com