Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tawuran di Gang Mayong Kini Jarang Terjadi, tapi Pelaku Semakin Banyak

Kompas.com - 12/06/2023, 05:46 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua RT 004 RW 08 Kelurahan Cipinang Besar Utara Muhammad mengatakan, tawuran di Jalan Bekasi Timur IV atau Gang Mayong berulang kali terjadi sejak awal 2020.

Pada saat itu, tawuran terjadi beberapa minggu sekali. Namun, kini tawuran semakin jarang terjadi. Meski begitu, jumlah remaja yang mengikuti aksi tawuran justru semakin banyak.

"Makin ke sini sebenarnya makin jarang, tapi besar. Dulu cuma antara RW 07 dan RW 08, sekarang makin besar karena kedua belah pihak ada aliansi," kata Muhammad di Asrama Leoni Blok C, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (9/6/2023).

Baca juga: Ketua RT: Sebelum Ada Tawuran, Gang Mayong Damai karena Saling Kenal...

Muhammad menjelaskan, orang-orang dalam aliansi yang dimaksud, yakni teman-teman remaja setempat yang berasal dari luar Gang Mayong.

Biasanya, mereka diajak oleh para remaja untuk mengikuti aksi tawuran di Gang Mayong.

"Sebenarnya jarang kejadian semakin ke sini, tapi sekalinya kejadian ya besar (banyak) anggotanya. Dulu palingan cuma 20 orang dari masing-masing kelompok, sekarang lebih," ujar Muhammad.

Baca juga: Cerita Warga Gang Mayong, Tawuran Makin Sering Sejak Pandemi, Bikin Resah dan Gelisah

Muhammad menduga, para remaja terlibat tawuran karena kurangnya aktivitas di sekolah saat pandemi Covid-19.

Saat itu, kegiatan pembelajaran masih dilakukan dari rumah. Para remaja memiliki banyak waktu luang dan kemudahan untuk mengakses internet.

"Dari situ mungkin. Karena banyak waktu luang, akses internet semakin gampang, dan mungkin karena kurang pengawasan dari orangtua, jadi bisa lakukan hal-hal negatif seperti tawuran," ujar Muhammad.

Ia mengungkapkan, warga sudah berusaha menghentikan aksi tawuran, salah satunya dengan memperketat pengawasan terhadap anak-anak.

Baca juga: Jangan Ada Lagi Tawuran di Gang Mayong, Enggak Bermanfaat...

Namun, Muhammad tidak mengelak bahwa anak-anak itu masih memiliki cara untuk ikut tawuran tanpa diketahui orangtuanya.

"Di sini banyak warga yang udah tua dan penyakitan, di sana (RW 07) juga begitu. Kami semua enggak ada yang suka tawuran," ungkap Muhammad.

"Anak-anak sekarang enggak mikir ke situ. Mikir tetangga yang sudah tua, mikirin orangtuanya. Karena mungkin mereka bisa ikut tawuran karena faktor dalam rumah yang kurang tegas bimbingannya dan pantauannya," imbuh dia.

Sebagai informasi, sebagian besar orang lebih mengenal Jalan Bekasi Timur IV sebagai Gang Mayong.

Mayong sebenarnya adalah nama salah satu gang di RW 07, dekat Jalan Bekasi Timur IV.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Murid dan Guru SMK Lingga Kencana Trauma, Menangis Saat Ditanya Kronologi Kecelakaan

Murid dan Guru SMK Lingga Kencana Trauma, Menangis Saat Ditanya Kronologi Kecelakaan

Megapolitan
Kontennya Diduga Merendahkan Bahasa Isyarat, Komika Gerall Dilaporkan ke Polisi

Kontennya Diduga Merendahkan Bahasa Isyarat, Komika Gerall Dilaporkan ke Polisi

Megapolitan
Soal Dugaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Tidak Laik Jalan, Yayasan Harap Polisi Beri Info Seterang-terangnya

Soal Dugaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Tidak Laik Jalan, Yayasan Harap Polisi Beri Info Seterang-terangnya

Megapolitan
Pemkot Depok Beri Santunan Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Beri Santunan Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bangun RDF di Rorotan Cilincing, Tampung 2.500 Ton Sampah Per Hari

Pemprov DKI Jakarta Bangun RDF di Rorotan Cilincing, Tampung 2.500 Ton Sampah Per Hari

Megapolitan
Percaya Bus Laik Jalan, Yayasan SMK Lingga Kencana: Kalau Tak Yakin, Enggak Diberangkatkan

Percaya Bus Laik Jalan, Yayasan SMK Lingga Kencana: Kalau Tak Yakin, Enggak Diberangkatkan

Megapolitan
Ketika Janji Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Minimarket Dianggap Mimpi di Siang Bolong...

Ketika Janji Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Minimarket Dianggap Mimpi di Siang Bolong...

Megapolitan
Suprayogi, Guru SMK Lingga Kencana yang Tewas dalam Kecelakaan Bus, Dikenal Perhatian dan Profesional

Suprayogi, Guru SMK Lingga Kencana yang Tewas dalam Kecelakaan Bus, Dikenal Perhatian dan Profesional

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Pihak Yayasan Merasa Kondisi Bus Layak

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Pihak Yayasan Merasa Kondisi Bus Layak

Megapolitan
Tidak Cukup Dibebastugaskan, Direktur STIP Diminta Bertanggung Jawab secara Hukum

Tidak Cukup Dibebastugaskan, Direktur STIP Diminta Bertanggung Jawab secara Hukum

Megapolitan
Polisi Selidiki Penyebab Tawuran di Kampung Bahari yang Bikin Jari Pelaku Nyaris Putus

Polisi Selidiki Penyebab Tawuran di Kampung Bahari yang Bikin Jari Pelaku Nyaris Putus

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Megapolitan
Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Megapolitan
Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com