JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua RT 004 RW 08 Kelurahan Cipinang Besar Utara Muhammad mengatakan, tawuran di Jalan Bekasi Timur IV atau Gang Mayong berulang kali terjadi sejak awal 2020.
Pada saat itu, tawuran terjadi beberapa minggu sekali. Namun, kini tawuran semakin jarang terjadi. Meski begitu, jumlah remaja yang mengikuti aksi tawuran justru semakin banyak.
"Makin ke sini sebenarnya makin jarang, tapi besar. Dulu cuma antara RW 07 dan RW 08, sekarang makin besar karena kedua belah pihak ada aliansi," kata Muhammad di Asrama Leoni Blok C, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (9/6/2023).
Baca juga: Ketua RT: Sebelum Ada Tawuran, Gang Mayong Damai karena Saling Kenal...
Muhammad menjelaskan, orang-orang dalam aliansi yang dimaksud, yakni teman-teman remaja setempat yang berasal dari luar Gang Mayong.
Biasanya, mereka diajak oleh para remaja untuk mengikuti aksi tawuran di Gang Mayong.
"Sebenarnya jarang kejadian semakin ke sini, tapi sekalinya kejadian ya besar (banyak) anggotanya. Dulu palingan cuma 20 orang dari masing-masing kelompok, sekarang lebih," ujar Muhammad.
Baca juga: Cerita Warga Gang Mayong, Tawuran Makin Sering Sejak Pandemi, Bikin Resah dan Gelisah
Muhammad menduga, para remaja terlibat tawuran karena kurangnya aktivitas di sekolah saat pandemi Covid-19.
Saat itu, kegiatan pembelajaran masih dilakukan dari rumah. Para remaja memiliki banyak waktu luang dan kemudahan untuk mengakses internet.
"Dari situ mungkin. Karena banyak waktu luang, akses internet semakin gampang, dan mungkin karena kurang pengawasan dari orangtua, jadi bisa lakukan hal-hal negatif seperti tawuran," ujar Muhammad.
Ia mengungkapkan, warga sudah berusaha menghentikan aksi tawuran, salah satunya dengan memperketat pengawasan terhadap anak-anak.
Baca juga: Jangan Ada Lagi Tawuran di Gang Mayong, Enggak Bermanfaat...
Namun, Muhammad tidak mengelak bahwa anak-anak itu masih memiliki cara untuk ikut tawuran tanpa diketahui orangtuanya.
"Di sini banyak warga yang udah tua dan penyakitan, di sana (RW 07) juga begitu. Kami semua enggak ada yang suka tawuran," ungkap Muhammad.
"Anak-anak sekarang enggak mikir ke situ. Mikir tetangga yang sudah tua, mikirin orangtuanya. Karena mungkin mereka bisa ikut tawuran karena faktor dalam rumah yang kurang tegas bimbingannya dan pantauannya," imbuh dia.
Sebagai informasi, sebagian besar orang lebih mengenal Jalan Bekasi Timur IV sebagai Gang Mayong.
Mayong sebenarnya adalah nama salah satu gang di RW 07, dekat Jalan Bekasi Timur IV.
Namun, tawuran antara warga Gang Mayong RW 07 dan warga RW 08 sering terjadi di sana. Karena itu, kawasan tersebut sering dilabeli Gang Mayong.
Baca juga: Warga Gang Mayong Cerita Keengganan Pindah Rumah meski Sering Terjadi Tawuran
Terbaru, tawuran besar terjadi pada Sabtu-Minggu, 20-21 Mei lalu. Tawuran pertama terjadi pada Sabtu sekitar pukul 15.45 WIB. Pemuda RW 07 disebut menyerang pemuda RW 08.
Dua orang mengalami luka serius akibat disabet senjata tajam sehingga harus dirawat intensif di Rumah Sakit Persahabatan.
Kemudian, tawuran berlanjut pada Minggu pukul 16.00 WIB. Aksi tersebut menyebabkan terbakarnya kendaraan roda dua dan sangkar burung.
Atas peristiwa itu, polisi meringkus total tujuh orang yang terlibat penganiayaan dan perusakan kendaraan.
Rupanya ada pelaku yang tak berdomisili di daerah itu, melainkan warga Matraman dan Kampung Makassar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.