Kondisi udara Jakarta yang memburuk akhir-akhir ini telah berdampak pada kesehatan masyarakat, tak terkecuali anak-anak.
Wilsa Situmorang menjadi salah satu orangtua yang merasakan langsung dampak buruknya kualitas udara di Ibu Kota.
Putrinya yang baru berusia 14 bulan terkena penyakit batuk dan pilek, bahkan mengalami gejala sesak napas.
"Sakitnya itu dari hari Senin pekan lalu," kata Wilsa saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/6/2023).
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Buruk, Orangtua Keluhkan Anaknya Batuk Sesak Nafas
Buruknya kualitas udara Jakarta rupanya juga dirasakan sejumlah warga saat sedang beraktivitas di gelaran Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat, pada Minggu (11/6/2023).
Salah satu pengunjung CFD, Bunga (35), merasa udara Jakarta tidak begitu bersih meski sudah bebas dari kendaraan bermotor.
"Cuma polusi masih terasa, mungkin karena lagi ngebangun (pembangunan) atau dari beberapa busway yang lewat, ntahlah." ujar Bunga kepada Kompas.com di lokasi.
Selain itu, beberapa waktu terakhir, Bunga mengeluh lebih sering merasa gatal pada tenggorokan yang disertai rasa mengganggu pada hidungnya.
"Walaupun kita enggak sakit, cuma kalau lagi jalan enggak pakai masker, pasti ada ngerasa sesuatu yang agak mengganggu tenggorokan, jadi kering, terus hidung jadi kotor," ujar Bunga.
Tak hanya Bunga, Nova (28) juga merasakan hal serupa saat ikut CFD kemarin pagi. Oleh karena itu, ia memilih berlari sambil mengenakan masker saat CFD.
Baca juga: Pegiat CFD Merasa Kualitas Udara di Jakarta Memburuk: Tenggorokan Sering Gatal
"Jujur karena tau kualitas udara buruk, tadi aku CFD sambil pakai masker, kemarin sempat enggak enak tenggorokan juga," ucap Nova.
Berkait kualitas udara di Ibu Kota yang memburuk, Dokter spesialis paru, Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K) mengimbau masyarakat Jakarta agar tetap memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan.
"Kalau (kualitas udara) masuk kategori tidak sehat maka semua aktivitas di luar ruangan harus menggunakan masker," ucap Dokter Agus saat dihubungi Kompas.com, Jumat (2/6/2023).
Agus mengatakan, penggunaan masker penting untuk melindungi saluran pernapasan dari polutan yang bersifat partikel, termasuk PM 2.5 atau partikel halus yang berukuran 2,5 mikrometer.
Namun, kata Dokter Agus, tidak semua masker bisa menyaring partikel-partikel halus ini.
Baca juga: Dokter Imbau Masyarakat Pakai Masker di Tengah Buruknya Kualitas Udara Jakarta