Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soroti Penggunaan Jakwifi, Anggota DPRD DKI: Kalau yang Dapat Orang Kaya, buat Apa?

Kompas.com - 20/06/2023, 14:52 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Syarifudin, menyoroti soal pengoperasian Jakwifi yang awalnya untuk membantu siswa belajar dari rumah selama pandemi Covid-19.

Padahal, saat ini, para siswa sudah 100 persen kembali belajar di sekolah.

Syarifudin meminta pengoperasian Jakwifi di bawah Dinas Komunikasi dan Informatika DKI Jakarta itu diberikan kepada warga yang tepat.

Baca juga: Anggaran Diskominfo DKI pada 2023 Capai Rp 700 Miliar, Fokus Garap JakWifi hingga Smart City

"Jadi betul-betul mereka (warga) yang tidak punya wifi bisa dapat. Tapi kalau yang dapat orang-orang kaya, buat apa? Masa di Menteng harus dapat, kan tidak mungkin," ujar Syarifudin di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (20/6/2023).

Syarifudin mengaku sempat turun ke lapangan guna mengetahui warga yang memanfaatkan layanan Jakwifi. Salah satu wilayah yang didatangi yakni wilayah Jakarta Barat.

Ia mengaku akan membahas kembali dengan DPRD terkait pengoperasian titik-titik Jakwifi di Jakarta.

"Saya sudah cek juga dan ada beberapa yang kasih gambaran dapat layanan itu, tapi kami tidak bisa hitung semua. Semoga besok di rapat benar-benar menjelaskan semua sesuai dengan anggaran yang diberikan," ucap Syarifudin.

Sebelumnya, Syarifudin mempertanyakan program Jakwifi yang digarap Pemerintah Provinsi DKI.

Baca juga: Saat Jumlah Titik layanan JakWIFI Dikurangi Separuhnya karena Pemanfaatan Tidak Maksimal

Ia menilai, sejak diluncurkan pada 2020, program penyediaan wifi gratis di sejumlah titik itu tak berjalan optimal.

"Sejak awal program ini diluncurkan sampai sekarang, saya minta data foto di mana-mana saja enggak ada," kata Syarifudin.

Syarifudin pun memprotes Pemprov DKI yang kembali menganggarkan Rp 275 miliar di RAPBD 2023 untuk menambah Jakwifi di sejumlah titik.

Ia pun mengusulkan anggaran itu sebaiknya dihapus saja dan program Jakwifi dihentikan.

"Jadi penambahan tahun 2023, saya rekomendasi dihapus aja pimpinan," kata dia dalam rapat.

Baca juga: Pemprov DKI Kurangi Titik JakWifi, Warga: Setuju, Sering Dibuat Main Game

Terlebih lagi, lanjut Syarifudin, sekolah-sekolah kini sudah menerapkan tatap muka 100 persen.

"Sementara Jakwifi sebetulnya program untuk sekolah yang dirumahkan," ucap Syarifudin.

Ia mengusulkan agar anggaran penambahan titik Jakwifi pada 2023 dialihkan untuk bantuan langsung tunai (BLT).

"Maksud saya, BLT BBM kebagian satu RT paling Rp 7-Rp 10 (juta). Mending alihin ke situ, dampaknya lebih (signifikan)," kata Syarifudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com