Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Menko Luhut: Nyaman dan Kedap Suara

Kompas.com - 22/06/2023, 16:45 WIB
Zintan Prihatini,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menilai, Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) nyaman untuk ditumpangi.

Hal ini disampaikannya usai menjajal KCJB dalam uji coba kereta inspeksi (CIT) pada Kamis (22/6/2023).

"Tingkat suara, kekedapan suara, kemudian kegoyangannya dan sebagainya itu betul-betul tadi sangat bagus," ujar Luhut di Stasiun KCJB Halim, Jakarta Timur.

Baca juga: Jajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Luhut: Semua Berjalan dengan Baik

"Kami bisa rapat di dalam tanpa suara keras, (berbicara) dengan suara yang biasa saja jadi sangat baik," lanjut dia.

Luhut meyakini proyek KCJB dapat selesai tepat waktu dan diresmikan sesuai jadwal. Nantinya, kereta api cepat itu bakal membawa penumpang sebanyak 68 kali perjalanan dalam sehari.

"Ke depan ini akan ada 68 kali perjalanan satu hari, dengan rata-rata penumpang 601 orang," ujar Luhut.

Dengan begitu, penumpang dengan rute Jakarta-Bandung akan merasa lebih nyaman. Kata dia, uji coba menggunakan kereta inspeksi kali ini berjalan dengan lancar.

Kereta itu membawa rombongan Luhut dari Stasiun KCJB Halim, Jakarta Timur menuju Stasiun Tegalluar.

Baca juga: Menjajal Kereta Cepat Menuju Stasiun Tegalluar, Jakarta-Bandung Cuma 35 Menit

"Tadi semua (uji coba KCJB) berjalan dengan baik," kata dia.

Ditemani sejumlah pejabat yakni Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dia meninjau Stasiun Padalarang dan Stasiun Tegalluar.

Ia menyatakan, KCJB akan membawa penumpang sampai tujuan dalam waktu lebih singkat.

"Saya kira ini akan membuat terobosan-terobosan baru, jadi membuat kita bisa nanti mengikuti Tiongkok dari belakang karena mereka lebih maju dari kita. Mereka ingin share juga teknologinya," papar Luhut.

Kompas.com berkesempatan ikut menjajal untuk menumpangi kereta inspeksi itu, dari Stasiun KCJB Halim.

Baca juga: Luhut Sebut Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bakal Angkut Penumpang 68 Kali Sehari

Akses menuju Stasiun KCJB Halim sendiri cukup sulit lantaran belum ada jalan umum yang dapat dilintasi kendaraan roda dua.

Sementara kendaraan roda empat atau lebih bisa mencapai stasiun melalui jalan tol.

Pantauan di lokasi, Stasiun Halim belum rampung dibangun. Alat berat masih sibuk mengeruk tanah merah di sekitar lokasi.

Sementara di sisi lain, para kuli bangunan mengerjakan proyek pembangunan gedung.

Memasuki area dalam, infrastruktur stasiun belum semua dapat digunakan.

Baca juga: Menko Luhut Ikut Jajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Di dalam rangkaian kereta juga penumpang bisa melihat running text yang berisi informasi terkait suhu ruangan, kecepatan, dan titik lokasi kereta.

Adapun kereta inspeksi bukan diperuntukkan bagi penumpang. Dalam uji coba kali ini, kereta mencapai kecepatan maksimal 356 kilometer per jam.

Uji coba dilakukan dengan mengangkut para karyawan PT KCIC, awak media, dan instansi terkait.

Selama perjalanan, kereta masih sedikit bergoyang halus dan mengeluarkan suara bising.

Di awal perjalanan menuju Bandung, sejumlah penumpang juga mengeluhkan telinga yang pengang lantaran kecepatan kereta yang tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com