JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam tiga bulan terakhir, aktivitas bongkar muat dan pelayaran sejumlah kapal layar motor (KLM) di Pelabuhan Sunda Kelapa, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, terhenti.
Hal tersebut merupakan buntut dari belum dievakuasinya bangkai KLM di area gudang 9 yang karam akibat kebakaran pada pertengahan April 2023.
Berdasarkan pantauan Kompas.com hingga Jumat (14/7/2023), puluhan KLM hanya bisabersandar di sepanjang Dermaga Pelabuhan Sunda Kelapa dan menunggu evakuasi bangkai kapal itu.
Salah satu nakhoda KLM bernama Edi (42) menceritakan bagaimana dia bisa terjebak di Pelabuhan Sunda Kelapa selama hampir tiga bulan terakhir.
Edi menyampaikan, KLM miliknya sudah bersandar di dermaga Pelabuhan Sunda Kelapa area Pelra sejak April 2023.
Kapal yang dikemudikan Edi tersebut hendak memuat berbagai macam sembako seperti beras, kedelai hingga gula pasir yang akan dikirimkan ke Bangka Belitung.
Setelah barang-barang masuk ke kapalnya, sebuah kapal lain dilaporkan terbakar di area gudang 9.
Alhasil, kapal yang dikendarai Edi beserta sejumlah kapal lain gagal berlayar akibat tertutup kapal yang terbakar itu.
Baca juga: Cerita Nakhoda Terlunta-Lunta di Pelabuhan Sunda Kelapa Hampir 3 Bulan
"ABK (anak buah kapal), buruh, nakhoda menderita semua, imbasnya ke mana-mana. Pasokan sembako ke daerah-daerah terhambat,” kata Edi kepada Kompas.com, Kamis (13/7/2023).
Dampak lain dari belum terevakuasinya bangkai KLM di area gudang 9 ini juga membuat para awak kapal tidak mempunyai penghasilan.
Edi mengatakan dalam tiga bulan terakhir nafkah untuk anak dan istri di kampung halaman menjadi terhambat.
“(Keluarga di rumah) ya (jadi) enggak dapat nafkah. Makanya, kalau sudah sampai tiga bulan, sudah (bakal dapat) talak tiga (dari istri),” ungkap Edi.
Selama hampir tiga bulan ini Edi tidak memiliki kegiatan. Aktivitas sehari-harinya hanya berkumpul bersama awak kapal lain untuk menghilangkan penat, sembari menunggu kabar baik dari pihak berwenang.
“Ya beginilah, luntang-lantung, mondar-mandir aja, enggak ada kegiatan,” ujar Edi.
Edi mengungkapkan, terdapat ABK yang diceraikan istrinya karena tidak sanggup memberikan nafkah selama terjebak di Pelabuhan Sunda Kelapa.