Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taman Tulip Ciracas Jadi Tempat Mabuk dan Mesum, Orangtua Larang Anaknya Bermain di Sana

Kompas.com - 15/07/2023, 15:09 WIB
Nabilla Ramadhian,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Taman Maju Bersama (TMB) Tulip di Jalan Sepakat, Kelapa Dua Wetan, Ciracas jarang dijadikan tempat bermain oleh anak-anak di lingkungan sekitar. 

Ketua RT 004/RW 10 Saipul Fadli mengatakan, orangtua melarang anak mereka untuk bermain di taman itu.  

"Orangtua pada ngelarang anak-anaknya main ke Taman Tulip ya karena takut ikut-ikutan perilaku enggak benar," kata dia di lokasi, Jumat (14/7/2023).

Sebab, TMB Tulip sering dijadikan tempat untuk mesum, mabuk-mabukan, dan memakai narkoba oleh para remaja asing.

Baca juga: Lebih Galak, Remaja yang Nongkrong di Taman Tulip Ciracas Marahi dan Ancam Warga Setempat

Saipul mengatakan, biasanya para remaja itu sudah berkumpul sekitar pukul 20.00 WIB sampai 05.00 WIB.

Mereka datang beramai-ramai menggunakan motor dan langsung menerobos masuk ke dalam taman untuk parkir.

Terkadang, para remaja itu juga nekat untuk nongkrong di taman sejak siang atau sore hari. Hal itu membuat warga merasa takut untuk beraktivitas di sana. 

"Harusnya Taman Tulip bisa buat warga untuk beraktivitas, tapi malah jadi pada takut. Jadi waspada terus," ungkap Saipul.

Taman memang sudah ada sejak 2001. Sejak saat itu, sudah ada remaja dari luar wilayah yang menyalahgunakan taman.

Baca juga: Ketua RT Ungkap Kenakalan Remaja di Taman Tulip Ciracas, Bawa Kasur untuk Mesum dan Pecahkan Lampu

Meski sudah dipugar menjadi TMB Tulip oleh Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta beberapa tahun lalu, aktivitas remaja masih sama seperti dahulu kala.

Di taman, terdapat sebuah aula semi-outdoor yang memiliki beberapa lampu penerangan.

Di beberapa titik di sepanjang jalanan di dalam taman juga ada lampu penerangan. Namun, lampu tidak pernah menyala sampai saat ini.

Para remaja tidak suka taman terlalu terang karena dapat menghambat "aktivitas" mereka, sehingga lampu dirusak dan dipecahkan.

"Alasan taman disalahgunakan oleh remaja dari luar wilayah sini ya memang murni karena minim pencahayaan. Coba kalau datang malam, gelap gulita itu," ujar Saipul.

Mereka sudah sering ditegur karena kegiatan yang dilakukan meresahkan warga.

Baca juga: Taman Tulip di Ciracas Diduga Jadi Tempat Mesum dan Mabuk-mabukan karena Minim Pencahayaan

Namun, Saipul mengatakan, mereka lebih galak daripada warga setempat setiap ditegur karena meresahkan.

"Mereka memang enggak mengganggu warga secara langsung, cuma selalu berisik. Warga juga sudah malas negur karena sudah sering ditegur, dan mereka sering ngelawan," ucap dia.

Teguran biasanya karena suara motor yang digunakan berisik.

Ketika para remaja itu mabuk-mabukan di belakang area tempat duduk melingkar, mereka juga berisik dan berinteraksi menggunakan suara lantang.

"Ada warga yang sebagian diancam mau dibunuh dan dipukul. Mereka mainnya keroyokan, warga sudah enggak mau gubris," ungkap Saipul.

"Melakukan kekerasan fisik sih enggak, hanya verbal saja teriak-teriak mengancam. Enggak ada yang berupaya mendekat ke warga juga," imbuh dia.

Baca juga: Warga Resah, Taman Tulip di Ciracas Sering Jadi Tempat Nongkrong Remaja Nakal

Saipul dan warga setempat berharap agar TMB Tulip diperbaiki dengan menghadirkan pagar dan penerangan yang memadai, sekaligus menghadirkan petugas penjaga.

Sebelumnya diberitakan, seorang laki-laki berinisial MR (23) tewas akibat tawuran yang terjadi di Jalan Sepakat pada Selasa sekitar pukul 04.00 WIB.

TMB Tulip dijadikan sebagai titik temu para remaja itu untuk tawuran.

Bercak darah korban yang tewas akibat senjata tajam masih tertinggal di jalanan itu sampai saat ini.

Polsek Ciracas telah mengamankan para pelaku tawuran. Para pelaku dan kasus telah dilimpahkan ke Polres Metro Jakarta Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com