Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Ibu dan Anak dengan HIV, Sulit Menerima dan Takut Stigma Masyarakat

Kompas.com - 24/07/2023, 22:00 WIB
Xena Olivia,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Setelah yakin anaknya sudah bisa menjaga rahasia, Sarah akhirnya menjawab pertanyaan Anita sewaktu usianya 11 tahun.

“Sama kayak mama, kamu minum obat karena di dalam tubuh kamu ada virus namanya HIV,” tutur Sarah, menirukan ucapan saat dia menjelaskan soal kondisi tubuhnya kepada sang anak.

Reaksi Anita, awalnya terkejut dan tidak mengerti mengapa dirinya bisa ikut tertular virus itu.

Baca juga: PBB Optimistis Bisa Akhiri HIV/AIDS Global pada 2023

Hingga saat ini, kata Sarah, sang anak masih belajar untuk menerima kenyataan kondisi kesehatannya itu.

“Saya bilang, ini sudah jadi jalan Allah. Ini rezeki, ‘Kita yang kena virus ini karena kita kuat’” imbuh dia.

Selain itu, setelah Sarah menjelaskan asal-mula virus ini, dia juga meminta agar Anita tak membenci ayahnya.

“Jangan pernah menyalahkan ayah kamu. Ayah juga mungkin kalau tahu pergaulan seperti ini enggak akan menularkan ke kita. Kita dicoba (oleh Tuhan) untuk kita kuat,” kata Sarah.

Takut akan stigma masyarakat

Atas virus yang menyertai mereka, Sarah meminta Anita untuk merahasiakannya. Lantaran, Sarah tidak ingin anaknya dijauhi dan didiskriminasi oleh orang-orang di sekitar mereka.

“Saya bilang, ‘Intinya kamu jangan cerita sama siapapun, walaupun teman dekat kamu. Itu bisa jadi bumerang buat kamu’. Karena belum tentu mereka menerima kami. Stigma diskriminasi itu masih kenal, karena mereka belum paham,” tutur dia.

Baca juga: Hampir 80.000 Orang di Jakarta Mengidap HIV

Ke depannya, Sarah berharap masyarakat dapat lebih menerima dan mendukung orang-orang yang hidup dengan HIV.

“Bukalah mata dan hati kalian. Jangan pernah menganggap kami kotor, buruk, menjijikan karena kami memiliki status HIV. Karena kami juga orang yang terdampak dengan penularan HIV dari pasangan,” ujar Sarah.

“Kami juga layak mendapatkan hidup sehat, hidup bahagia di lingkungan masyarakat tanpa menstigma, mendiskriminasi, dan menjauhi kami,” pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com