"Kalau kalian beli produk saya, enggak perlu Bu Lina, pasti di bawah botolnya ada nama PT-nya, terus kalau kalian cek BPOM, itu keluar di mana dia diproduksi," kata dia.
Oleh karena itu, Syarah sangat menyayangkan pernyataan Linna. Sebab, sedari awal, Syarah tak pernah mengeklaim Kanemochi Beauty asli buatan Jepang.
"Jadi enggak mungkin saya 'tembak kepala saya sendiri' dengan mengatakan itu produk Jepang," imbuh dia.
Adapun Linna langsung meminta penegasan soal asal-muasal produk skincare milik Syarah usai menemukan produk yang tak layak dijual karena berjamur sampai berbusa.
Baca juga: Kuasa Hukum Pelapor Mario Teguh Benarkan Ada Gugatan di PN Jaksel
Sebab, setahu Linna dan Mario Teguh, produk skincare itu buatan Jepang.
Kemudian, kata Linna, pihak Syarah mengakui bahwa produknya bukan buatan Jepang.
“Nah ternyata di situ disampaikan, ditanya sama penasihat hukum mereka, ini dari mana Jepang-nya, kok bisa begini. Barulah keluar bukan dari Jepang tapi dari Cibinong, nah,” tutur Linna.
“Padahal boleh dilihat beritanya dari Negeri Sakura, makanya saya tanya Negeri Sakura di mana ya,” sambung dia.
Sebagai informasi, Sunyoto melaporkan Mario Teguh ke Polda Metro Jaya pada 19 Juni 2023. Laporan teregistrasi dengan nomor LP/B/3505/V/2023/SPKT/POLDA METRO JAYA.
Mario Teguh disebut menjanjikan produk milik korban akan terjual banyak di luar negeri. Mario meyakinkan korban dengan iming-iming ratusan ribu agen menjadi reseller produk.
Baca juga: Istri Mario Teguh: Ada di Mana Pria 67 Tahun Jadi Brand Ambassador Skincare?
Akan tetapi, Mario Teguh dan istrinya tak menepati janji meski telah menerima sejumlah uang.
Di sisi lain, Mario Teguh melalui kuasa hukumnya membantah telah melakukan penipuan seperti yang dikatakan pelapor.
Mario Teguh mengaku tidak pernah menandatangani perjanjian kerja sama dan tidak pernah menerima uang Rp 5 miliar dari pelapor.
Kini, Polda Metro Jaya menyelidiki laporan terkait dugaan penipuan dan penggelapan dalam perjanjian endorsement produk perawatan kulit yang melibatkan Mario Teguh.
(Penulis: Dzaky Nurcahyo, Revi C. Rantung | Editor: Ihsanuddin, Nursita Sari, Dian Maharani).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.