JAKARTA, KOMPAS.com - Indra (39) sudah bekerja sebagai tukang tambal ban di Jalan Pemuda, Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, sejak 2018.
Rumahnya cukup dekat dengan tempatnya bekerja. Jadi, melintasi jalanan itu sudah "makanan" sehari-hari Indra.
Sepanjang ia bekerja, Indra tidak pernah menangani kasus ban kendaraan yang bocor akibat ranjau paku. Kemudian, sejak Juni 2023, mendadak banyak yang datang ke tempatnya dengan keluhan kena ranjau paku.
Baca juga: Penyebar Ranjau Paku Tak Kunjung Tertangkap, Tukang Tambal Ban: Kok Enggak Kesorot CCTV
Khususnya jenis potongan rangka payung.
"Penyebaran baru Juni, cuma waktu itu belum terlalu viral dan masuk Instagram kayak sekarang. Belum nyebar ke mana-mana informasinya," terang dia di Jalan Pemuda, Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (2/8/2023).
Maraknya temuan ranjau paku hingga saat ini membuat orang-orang khawatir, baik warga setempat maupun warga dari luar kawasan Rawamangun yang sering melintas.
Ranjau paku jenis potongan rangka payung disebut lebih mudah membuat ban motor dan mobil bocor.
Imbasnya, tukang tambal ban di area itu jadi sasaran kecurigaan masyarakat. Bahkan, sesama tukang tambal ban juga menaruh curiga satu sama lain.
Baca juga: Gara-gara Ranjau Paku, Tukang Tambal Ban di Jalan Pemuda Pulogadung Dituduh Pelanggan
"Yang punya tambal ban tempat saya jaga ini merasa ada isu (tuduhan) dari (sesama) tukang tambal ban ke tukang tambal ban lain, termasuk ke dia," jelas Indra.
Ia tak menampik muncul kecurigaan pelaku adalah tukang tambal ban yang memanfaatkan kemalangan pengendara untuk meraup keuntungan.
Namun, menurut Indra, cara "kotor" itu terlalu berisiko bagi tukang tambal ban di area tersebut.
Menurut Indra, para korban akan menaruh kecurigaan terhadap pelaku dan memutuskan untuk tidak menambal ban di tempat itu.
Pada akhirnya, mereka hanya akan mematikan rezekinya sendiri karena kehilangan pelanggan.
"Yang seharusnya bukan rezekinya, (rezeki) malah datang, tapi dengan cara dia melakukan kejahatan," jelas Indra.
Baca juga: Ranjau Paku Tersebar di Jalan Pemuda, Tukang Tambal Ban Jadi Saling Tuduh
Indra menaruh curiga pada begal sebagai penyebar ranjau paku di sepanjang Jalan Pemuda.
Menurut dia, bisa saja mereka melakukannya untuk melancarkan aksinya.
Modusnya dengan mengempiskan ban motor dan mobil pengendara yang melintas di atas ranjau.
Kemudian, mereka akan memberi tahu bahwa ban para pengemudi kempis. Saat perhatian pengendara teralihkan, para begal akan beraksi.
"Kalau benar begal, nyebar ranjau biar mobil atau motor yang lewat bannya bocor. Lalu dibilang bannya bocor buat ngalihin perhatian, orang menepi, barang-barangnya diambil (begal). Nyawa bisa hilang," jelas Indra.
Baca juga: Pernah Jadi Korban, Kini Septian Sukarela Sapu Ranjau Paku di Jalan Pemuda Pulogadung
Namun, ia tidak bisa menaruh curiga pada setiap orang yang melintas. Sebab, tidak ada tanda yang mengatakan orang tersebut adalah begal.
"Tapi saya enggak tahu juga. Orang kan bisa saja pakai pakaian rapi, lewat sini, enggak tahu niatnya apa, lalu sengaja sebar ranjau," kata Indra.
Indra berharap agar pelaku penebar ranjau paku di sepanjang Jalan Pemuda segera ditangkap.
Pasalnya, jika dibiarkan berlarut-larut, kasus dapat menimbulkan fitnah dan salah paham antara tukang tambal ban di sana.
"Jangan sampai terjadi sesama tukang tambal ban semakin sering saling tuduh, ada pihak yang tidak terima, dan terjadi keributan. Kami sama-sama cari nafkah di sini," jelas Indra.
"Semoga cepat dapat siapa yang berulah biar enggak semakin parah urusannya. Takutnya, sesama profesi tambal ban bukannya bersahabat malah saling tuduh, padahal sama-sama cari makan di sini," pungkas Indra.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.