Namun, Imas meminta pertanyaan soal penerimaan murid melebihi kapasitas itu diajukan kepada Dinas Pendidikan Tangerang Selatan.
"Kami sekolah negeri dan kami punya pimpinan. Bisa ditanya ke Dinas Pendidikan, kenapa bisa begitu, kenapa bisa overload," ucap Imas.
Baca juga: Jam Belajar Dibagi 2 karena SMPN 12 Tangsel Kelebihan Murid, Orangtua: Daripada Duduk di Lantai...
Meski sempat belajar lesehan, para murid telah diberi solusi lain agar bisa belajar lebih layak.
Pihak sekolah membagi dua sesi proses belajar mengajar menjadi pagi-siang dan siang-sore.
"Akhirnya dialihkan ke siang, jam 13.00-17.10 WIB," kata Imas.
Keputusan untuk mengubah jam belajar mengajar menjadi dua sesi dinilai menjadi langkah terbaik yang bisa mereka ambil saat ini.
Langkah itu pun mereka ambil setelah pihak sekolah menggelar rapat koordinasi antara pihak orangtua murid dan sekolah pada Sabtu (5/8/2023).
"Baru hari ini dimulai. Karena minggu-minggu kemarin itu, kami masih cari solusi, win-win solution-nya, bisa enggak masuk pagi semua, tapi ternyata enggak bisa, ya sudah (dibagi menjadi dua)," ucap Imas.
Baca juga: Terima Terlalu Banyak Murid Baru, SMPN 12 Tangsel: Tanya ke Disdik, Kenapa Bisa Overload
Berbeda dari keterangan orangtua murid dan pihak sekolah, Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Tangerang Selatan Deden Deni justru menepis informasi tentang puluhan siswa SMP Negeri 12 Tangerang Selatan belajar dengan lesehan.
Deden mengatakan, murid-murid itu lesehan bukan saat kegiatan belajar-mengajar, melainkan ketika masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).
"Oh enggak, kalau lesehan itu pas lagi MPLS itu. Jadi, kemarin lesehan dalam masa pengenalan lingkungan sekolah," bantah Deden.
Deden beralasan, murid-murid baru itu sengaja dikumpulkan di satu ruang kelas agar bisa mengenal teman-temannya.
Hal itu dilakukan untuk menciptakan keakraban antarsiswa baru. "Kalau sekarang sih, enggak ya (tidak lagi lesehan)," ungkap Deden.
Baca juga: Bantah Murid Baru SMPN 12 Tangsel Belajar Lesehan, Kadisdik: Itu Saat MPLS
Deden juga membantah sekolah tersebut menerima murid telalu banyak hingga melebihi kapasitas.
Ia menjelaskan, jumlah murid yang diterima dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun 2023 sesuai dengan jumlah ruang kelas yang tersedia di SMPN 2 Tangerang Selatan.