JAKARTA, KOMPAS.com - LAH, bayi berusia dua bulan yang diduga jadi korban kelalaian pemberian susu formula oleh salah satu perawat di RSAB Harapan Kita, kini masih mendapatkan perawatan intensif di ICU.
Ibu LAH, Chintia Suciati menuturkan, kondisi putrinya kini kian membaik, namun masih menderita gizi buruk.
"Dia (LAH) gizi buruk, pendarahan di kepala. Kalau perbaikan, ada kenaikan. Sekarang sudah lepas oksigen dan tingkat kesadarannya membaik," kata Chintia kepada wartawan, Rabu (23/8/2023).
Baca juga: Diduga Salah Diberi Susu Formula oleh Perawat RS Nasional, Tubuh Bayi Ini Jadi Kuning
Meski kesadarannya membaik, namun bobot tubuh LAH masih berada di angka 1,8 kilogram.
Hingga kini, Chintia belum mendapat informasi pasti apa yang menyebabkan kondisi LAH sempat memburuk.
Pihak RSAB Harapan Kita masih menyangkal memburuknya kondisi LAH karena kesalahan memberi susu formula.
Menurut pihak RS, LAH memang mengalami kelainan fungsi hati dan usus.
"Masih menyangkal dan belum menjawab semuanya. Mereka hanya menyalahkan kondisi LAH tanpa membahas apa yang sedang dibahas dari dugaan kelalaian itu," tutur Chintia.
Baca juga: Kondisinya Kritis, Bayi yang Salah Diberi Susu Formula Kini Ditangani 6 Dokter
Diberitakan sebelumnya, kelalaian petugas perawat itu terjadi setelah LAH dirujuk dari RS Pelni ke RSAB Harapan Kita pada 12 Juli 2023.
LAH yang sudah dalam kondisi sakit itu, justru tidak mengalami perkembangan apa pun ketika dirawat di sana. LAH bahkan diberi susu formula yang salah.
Chintia berujar, anaknya itu diberi susu formula merk N oleh perawat, padahal susu itu diketahui tak cocok bagi LAH.
Ia menegaskan, LAH hanya bisa mengonsumsi susu formula merek PJ.
"Terjadi kesalahan susu nih, biasanya setiap pagi itu selalu diantar susu. Satu hari, delapan botol susu yang sudah ada susu bubuknya. Saya lihat, kok susunya beda ini, karena kan sebelumnya susunya (merek) N, jadi saya hafal susu N," ujar Chintia kepada wartawan, Selasa (15/8/2023) lalu.
"Di situ dia (perawat) bilang, 'Enggak, ini susunya PJ'. Saya enggak tahu itu petugas namanya siapa, dia bilang tetap ini (susu yang diberikan) adalah susu PJ," imbuh dia.
Chintia dan perawat tersebut kemudian adu mulut. Perawat bersikukuh bahwa susu yang dia berikan adalah susu formula PJ. Chintia akhirnya mencoba memercayai ucapan perawat tersebut.
Keesokan harinya, seorang petugas rumah sakit yang lain mengatakan bahwa susu yang diberikan bukan PJ.
"Dia (petugas rumah sakit) bilang kejadian kemarin salah susu, minta maaf karena susu PJ sudah menipis dan kami disuruh beli online. Ya itu enggak masalah buat kami," kata Chintia.
Kondisi LAH pun memburuk setelah itu. Selain tubuhnya kekuningan, LAH mengeluarkan feses bercampur darah warna hitam pekat.
LAH juga sempat kejang beberapa kali dan bibirnya menjadi miring. LAH bahkan menderita gizi buruk akibat dugaan kelalaian perawat yang salah memberi susu.
Berat badannya merosot. Padahal, saat dirawat di RS Pelni, berat badan LAH sempat naik.
"Terakhir itu 1,4 kilogram, tapi saya juga curiga, mereka bilang dalam waktu satu hari 1,7 kilogram, tapi sekarang turun lagi. Kemarin 1,780 gram, saya juga bingung 1,4 ke 1,7 kg, tapi bentukannya masih sama," jelas Chintia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.