"Saya dipukuli di pinggir jalan seolah-olah saya maling jemuran. Menurut saya, enggak harus sampai begitu. Yang mukul saya tinggal mukul, sementara sayanya diikat (dan ditahan)," imbuh dia.
Setelah kejadian itu, YR langsung dibawa ke RS ANTAM sekitar pukul 23.00 WIB. Ia diobati di sana.
Setelah itu, YR dan orang-orang yang menahan dan memukulinya menuju pos polisi setempat.
"Dalam hati, daripada ribet ke RS Polri untuk visum, saya bilang, gimana baiknya ke supervisor. Kata dia, coba jalur mediasi," terang YR.
"Ternyata, mediasinya, dari pihak pelaku hanya mengakui kesalahan telah memukul dan membuat saya luka. Dia siap tanggung semua biaya pengobatan, tapi dengan kemampuan dia," imbuh dia.
Baca juga: Pengidap Epilepsi Dikira Maling, Korban Sesalkan Perilaku Sekuriti yang Menghakiminya
Akhirnya, kedua belah pihak setuju untuk menyelesaikan kasus pemukulan salah sasaran secara damai. Mereka menandatangani surat mediasi di atas meterai.
"Saya sendiri memaafkan pelakunya karena dia enggak ngerti saya sedang mengalami gejala epilepsi malam itu. Kalau ngerti, dia enggak akan melakukan pemukulan," ucap YR.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.