Bahkan, ia masih mengenakan seragam dan membawa kartu identitas dari kantornya.
Namun, orang-orang itu tak mendengarkan penjelasan YR. Mereka langsung memegangi dan memukuli YR. Kepalanya ditahan dan dihantam dengan lutut.
"Lukanya di bibir sama agak sedikit benjol dekat pelipis kiri. Saya langsung suruh mereka panggil sekuriti dari tempat saya bekerja," tutur YR.
Baca juga: Kronologi Pemukulan Pria Pengidap Epilepsi di Cakung yang Dituduh Hendak Curi Motor
Petugas sekuriti dan supervisor di tempat kerja YR kemudian tiba di lokasi kejadian. Mereka melihat YR dalam keadaan babak belur.
Kepada supervisor di tempat kerjanya, YR mengaku tidak tahu apa-apa lantaran masih linglung akibat epilepsinya kambuh.
Supervisor itu pun membela YR dan mengatakan bahwa YR seharusnya tidak asal dipukuli.
"Sama sekuriti (yang menuduh maling) dibalas, katanya teman-teman saya enggak ada di lokasi. Mereka balas lagi, 'Teman saya masih pakai seragam dan identitasnya ada, malah masih dipukuli'. Yang mukulin saya juga bukan dari sekuriti perusahaan, tapi dari orang yang lewat," ungkap YR.
Berdasarkan video yang diterima Kompas.com, sekuriti di tempat kerja pemilik motor hanya menahan YR.
Sementara itu, pelaku yang menghantam kepala YR dengan dengkulnya adalah orang lain, entah siapa.
YR pun menyesalkan perilaku petugas sekuriti lantaran menuduhnya sebagai seseorang yang hendak mencuri motor.
Bahkan, mereka menahan tubuh YR dan membiarkan seorang laki-laki tidak dikenal menghantam kepala YR dengan dengkul.
"Yang saya kecewakan dari peristiwa ini adalah kode etik dari tim keamanan," ungkap YR.
Baca juga: Kasus Pengidap Epilepsi Dipukuli karena Dikira Maling Berujung Damai, Korban: Saya Maafkan
Menurut dia, tidak sepantasnya sejumlah petugas sekuriti itu menahannya tanpa interogasi terlebih dulu di pos keamanan.
Mereka justru menahan tubuh YR di pinggir jalan dan membiarkan orang lain memukulinya.
"Kalau kode etik tim keamanan, maling atau bukan maling, bawa ke pos buat diinterogasi. Benar atau salah, urusannya di polisi," tegas YR.