Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siasat Penipu "Tinder Swindler Indonesia" Gaet Korban: Berperilaku Sopan dan Bikin Nyaman, lalu Lakukan Penipuan

Kompas.com - 25/08/2023, 08:18 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi penipuan yang dilakukan para penipu bernuansa asmara “Tinder Swindler” versi Indonesia dijalankan dengan tertata rapi.

Mereka tahu betul cara menarik hati wanita yang sedang mencoba berusaha mencari pasangan.

Hal itulah yang membuat para korban terbuai sampai akhirnya masuk ke dalam perangkap dan jadi korban penipuan.

Berperilaku sangat sopan

Baca juga: Penipu “Tinder Swindler Indonesia Tak Pernah Minta Foto Aneh-aneh, Korban: Saya Kira Cowok Baik...

Salah seorang korban berinisial LN mengatakan, pelaku bersikap sangat sopan meskipun komunikasi dilakukan melalui dating apps dan WhatsApp.

“Pelaku ini membangun image pria baik. Tidak pernah minta foto yang enggak-enggak ke saya, tidak pernah ngomong yang enggak-enggak juga,” ujar LN saat berbincang dengan Kompas.com, pertengahan Juli 2023.

“Kan biasanya kalau cowok itu, entah minta foto bugil misalnya atau kalau ngomong sukanya yang menjurus-menjurus. Nah, ini enggak sama sekali. Makanya saya merasa, 'Oh ini cowok baik',” lanjut dia.

Selain itu, pelaku mengaku berstatus lajang. Hal ini cukup berbeda dibandingkan korban “Tinder Swindler” versi Indonesia lainnya yang mengaku berstatus pernah menikah, tetapi telah bercerai.

Status pelaku ini pula yang membuat LN mau untuk melanjutkan komunikasinya.

“Padahal, kalau si pelaku ini ngaku duda, pasti aku enggak akan mau lanjut. Tapi ini dia tahu betul cowok yang aku mau seperti apa,” ujar LN.

Baca juga: Penyesalan Korban Penipuan “Tinder Swindler Indonesia”: Itulah Bodohnya Saya...

Hal lain yang membuat hati LN klepek-klepek adalah pelaku bersikap romantis. LN berkomunikasi intens dengan pelaku sekitar dua bulan.

Pelaku masih mengingat hal-hal kecil yang pernah menjadi bahan obrolan.

“Misalnya, anak saya berapa, saya sukanya apa, enggak sukanya apa, saya pernah cerita apa, dia ingat betul. Mungkin dia nyatet kali ya. Tapi itulah yang membuat wanita itu nyaman, gitu,” ujar LN yang merupakan single mom ini.

Terlebih lagi, pelaku yang mengaku warga Malaysia berjanji suatu hari nanti akan datang ke Jakarta untuk menikah dengan LN.

Setelah kepercayaan terbangun, barulah pelaku mengajak LN untuk berbisnis di website dagang palsu yang ternyata dibikin sendiri oleh komplotan pelaku.

Dalam bisnis palsu itu, LN merugi sekitar 8.040 dollar Amerika Serikat.

Baca juga: Pengakuan Korban, Penipu Tinder Swindler Indonesia Selalu Menolak Diajak Video Call

Modus operandi

Berdasarkan keterangan para korban, pertemuan dengan pelaku penipuan seluruhnya melalui aplikasi kencan atau dating apps.

Pelaku berupaya meraih kepercayaan dari korban terlebih dahulu dengan berbagai cara. Setelah berhasil membangun kepercayaan, pelaku menyinggung bisnis jual beli daring yang disebutnya sebagai salah satu sumber kekayaannya selama ini.

Korban pertama-tama diminta membuat akun di website itu. Artinya, korban mendaftarkan diri menjadi merchant di sana.

Sekilas, mekanisme kerjanya seperti dropshipper, di mana pemilik toko tidak mesti berurusan dengan barang dan pengemasan.

Pemilik toko hanya membeli item di daftar yang disediakan, lalu menjualnya kembali. Pelaku menjanjikan keuntungan 10 persen setiap barang laku terjual.

Baca juga: Penipu “Tinder Swindler Indonesia” Tak Segan Incar Wanita Berpendidikan, Korban: Yang Penting Bucin

Tanpa disadari, modal yang digelontorkan sudah banyak, namun keuntungan itu tak pernah bisa diambil. Pada momen inilah biasanya para korban baru menyadari bahwa mereka telah tertipu.

Pelaku diduga lakukan victim profiling

Kriminolog sekaligus pakar psikologi Reza Indragiri Amriel menilai, pelaku penipuan melalui aplikasi kencan menyelidiki terlebih dahulu latar belakang calon korbannya.

Menurut dia, para pelaku sengaja menargetkan korban yang serius mencari pasangan hidup karena usia yang tak lagi muda.

"Jangan-jangan pelaku sudah melakukan victim profilling," ujar Reza saat dikonfirmasi, Rabu (23/8/2023).

"Jadi, yang dia targetkan adalah perempuan yang secara umum dianggap punya 'kelemahan'. Misal, usia sudah telat menikah," terang dia.

Baca juga: Penipu Tinder Swindler Indonesia Diduga Lakukan Victim Profiling Sebelum Jerat Korban

Apalagi, menurut Reza, manusia memiliki kelemahan berupa hindsight bias, yakni suatu kecenderungan seseorang dalam memprediksi suatu fakta peristiwa berikut hasilnya. Namun, fakta peristiwa itu belum terjadi.

"Cirinya, menyepelekan risiko, mengesampingkan bahaya, plus kelewat yakin pada kemampuan menangkal risiko viktimisasi," ujar Reza.

(Penulis: Baharudin Al Farisi, Rizky Syahrial | Editor: Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Larissa Huda).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com