Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pegawai Kantoran Jaksel, Naik LRT Bikin Hemat Waktu sampai 1 Jam

Kompas.com - 29/08/2023, 13:02 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran Lintas Raya Terpadu (Light Rail Transit/LRT) Jabodebek yang diresmikan pada Senin (28/8/2023) mendapat sambutan baik dari para pekerja kantoran, khususnya mereka yang berdomisili jauh dari tempat kerjanya.

Fatma (33) misalnya. Karyawan swasta salah satu industri kreatif di Rasuna Said ini mengaku cukup terbantu dengan adanya LRT.

Sebab, ia bisa memangkas waktu perjalanan hingga satu jam dibanding menggunakan Transjakarta yang biasa ia pakai.

Dari Stasiun LRT Taman Mini, ia hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai ke Stasiun Rasuna Said.

"Tadi LRT lumayan setengah jam juga ya. Mungkin ada jeda waktu di setiap stasiun untuk naik turun penumpang. Tapi lebih efektif sih daripada naik busway," kata Fatma di Stasiun LRT Rasuna Said, Selasa (29/8/2023).

"Kalau busway bisa lebih sejam. Karena kan nunggu busnya, transitnya, jadi dari rumah ke kantor itu bisa satu jam 45 menit sampai dua jam lah kalau macet banget," ujar wanita yang tinggal di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur, itu.

Baca juga: Stasiun LRT Dekat dari Rumah, Bahagianya Indah Tak Harus Naik Ojol Lagi untuk Berangkat Kerja

Sedangkan dari segi biaya, setiap hari Fatma menilai ongkos yang dikeluarkan untuk naik Transjakarta memang lebih murah. 

Setiap harinya, ia hanya menghabiskan Rp 7.000 saja untuk ongkos pergi-pulang jika naik Transjakarta.

Ditambah Rp 5.000 untuk parkir sepeda motor di halte sebelum berangkat.

"Ya lebih murah naik busway sih dibanding LRT. Ini kan uji coba (LRT) tarif juga jadi masih Rp 5.000, lebih mahal Rp 1.500 dari busway," katanya. 

Belum lagi jika tarif LRT nantinya sudah normal, tarif yang harus dibayar Fatma akan lebih mahal. 

Tarif normal LRT Jabodebek yakni Rp 5.000 untuk 1 km pertama, dan Rp 700 setiap km berikutnya.

Baca juga: Setelah Ada LRT Jabodebek, Ongkos Transportasi Masyarakat Diharapkan Tak Lebih dari Rp 50.000 Per Hari

Meski demikian, ia menilai tarif LRT nantinya masih lebih terjangkau jika dibandingkan naik ojek online dari rumah ke kantor.

"Kalau ojek online bisa lebih mahal lagi, rumah-kantor bisa Rp 50.000-an sekali jalan," papar Fatma.

"Aku sih ini lebih jadi opsi ya dibanding naik busway yang makan waktu atau naik ojek online yang harganya lebih mahal," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Mereda Usai Polisi Janji Tangkap Terduga Pelaku Pembacokan

Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Mereda Usai Polisi Janji Tangkap Terduga Pelaku Pembacokan

Megapolitan
Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Megapolitan
Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Megapolitan
Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com