"Tersangka ini selain mendapatkan talent dari kelompok jaringannya, juga dilakukan melalui profiling media sosial dari calon targetnya," papar dia.
Baca juga: Gerebek Rumah Produksi Film Dewasa, Polisi: Pemeran Wanitanya Selebgram dan Artis
Ade menjelaskan, para pemeran adegan dewasa ini tak terikat kontrak, hanya mendapat bayaran setiap produksi film selesai.
Bayaran yang diterima sebesar Rp 10 juta hingga Rp 15 juta pada setiap filmnya.
"Jadi pembayaran hanya sekali per film dengan kisaran pembayaran Rp 10 juta sampai Rp 15 juta," kata dia.
Namun, bayaran itu bervariasi sesuai dengan nilai popularitas pemerannya.
"Tergantung seberapa pengaruh kuat (terkenalnya) dari pemeran di masyarakat," jelas dia.
Ade mengungkapkan, total ada 120 film sudah dibuat rumah produksi film dewasa itu sejak tahun 2022.
Baca juga: Rumah Produksi Film Dewasa di Jaksel Hasilkan Ratusan Video, Raup Rp 500 Juta dalam Setahun
Selain itu, ada 10.000 pengguna yang sudah berlangganan dalam situs video streaming berlangganan milik tersangka.
"Terdapat 10.000 pengguna yang terdaftar di salah situs milik tersangka," ujar Ade.
Ade menjelaskan, tarif berlangganan untuk bisa mengakses film dewasa di situs milik tersangka dimulai dari Rp 50.000 selama satu hari hingga Rp 500.000 selama 1 tahun.
Total, lima orang pelaku sudah mengantongi keuntungan sebanyak Rp 500 juta, dari rumah produksi tersebut.
"Jumlah keuntungan yang didapat tersangka kurang lebih satu tahun beroperasi, dimulai awal 2022, sudah sekitar Rp 500 juta," kata dia.
Polisi menggerebek sebuah apartemen di Jakarta Selatan yang digunakan untuk pesta seks.
Baca juga: Polisi Gerebek Pesta Seks di Apartemen Jaksel, Sejumlah Orang Ditangkap
Hal itu diungkapkan oleh Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi.
"(Ada pesta seks) sudah terungkap," kata dia saat dikonfirmasi, Selasa (12/9/2023).