JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) II Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) DKI Jakarta Uye Yayat Dimyati mengungkapkan bahwa pihaknya akan membahas beberapa keluhan warga yang direlokasi dari Rusunawa Marunda ke Rusunawa Nagrak.
Salah satu kelurahan warga yakni tidak adanya rute bus sekolah dari Nagrak menuju wilayah Marunda. Hal itu membuat anak-anak terlambat saat berangkat sekolah.
“Senin dirapatkan oleh Wali Kota bersama UPT bus, termasuk (keluhan) UMKM,” kata Uye kepada Kompas.com pada Rabu (13/9/2023).
Baca juga: Transportasi di Rusunawa Nagrak Tak Siap, Warga Tunggu Angkot 2 Jam hingga Terpaksa Naik Ojol
Saat ditanya apakah rapat tersebut juga akan membahas mengenai keluhan warga soal jarangnya mikrotrans JakLingko yang melintas di Rusunawa Nagrak, Uye juga membenarkannya.
“Iya, termasuk (dalam pembahasan),” ungkap Uye.
Diberitakan sebelumnya, jarangnya layanan JakLingko tujuan Marunda atau sebaliknya membuat warga yang sudah pindah ke Rusunawa Nagrak resah.
Pasalnya, warga harus menunggu selama dua jam demi menumpang angkot gratis tersebut.
“Yang bermasalah sekarang ini adalah angkot. Kemarin, warga itu menunggu angkot hampir dua jam, baru dapat angkot,” ungkap Ketua RT 005 RW 12 Kelurahan Marunda, Saharudin Samad, kepada Kompas.com, Selasa (12/9/2023).
Baca juga: Belum Ada Kesepakatan Tarif Rusunawa Nagrak, Warga: Kalau Enggak Sanggup Bayar, Kami Diusir?
Permasalahan lain adalah tidak adanya rute bus sekolah dari Nagrak menuju Marunda.
“Jadi benar, ada warga saya atau warga Rusunawa Marunda Cluster C yang sudah tinggal di Rusunawa Nagrak, tapi anaknya terlambat sekolah lantaran bus sekolah yang ada ini tidak sampai ke sekolah,” ungkap Saharudin.
Ia meminta Pemprov DKI Jakarta memberikan atensi atas permasalahan ini mengingat banyak anak yang bersekolah di SMPN 290 Jakarta, SDN 02 Marunda, dan SDN Marunda 05.
Semua sekolah tersebut berada di wilayah Rusunawa Marunda.
Baca juga: Sebelum Atap Ambruk, Warga Rusunawa Marunda Pernah Diberitahu Hunian Sudah Tak Layak
Adapun warga Rusunawa Marunda direlokasi setelah atap beton Rusunawa Marunda Blok C5 ambruk pada Rabu (30/9/2023).
Beruntung, tidak ada korban dalam peristiwa tersebut. Lokasi kejadian langsung dibatasi agar tidak ada warga yang melintas di atas puing.
Setelah insiden ini, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) DKI Jakarta memutuskan untuk merelokasi 451 KK yang tinggal di Rusunawa Marunda Cluster C.
Relokasi ini juga menyusul adanya hasil penelitian dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) pada 2022 yang menyatakan bangunan Rusunawa Marunda Cluster C sudah tidak layak huni dan membahayakan warga.
Warga menerima relokasi tersebut. Namun, mereka menuntut beberapa hal demi keberlangsungan masyarakat di Rusunawa Nagrak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.