Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekuriti Mengeluh Kesulitan Cegah Aksi Pencurian karena Tak Ada Pagar di Rusunawa Marunda

Kompas.com - 14/06/2024, 11:09 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak ada pagar di Rusunawa Marunda, Jakarta Utara mengakibatkan pihak pengamanan rusun kesulitan mencegah aksi pencurian aset di klaster C.

"Pagar-pagar itu udah jebol, belum ada perbaikan. Contohnya, kaya blok D, ini kan kantor UPRS (unit pengelola rumah susun) harusnya ada pagarnya, cuma ini kan bolong semua, dari sudut mana pun bisa orang masuk," kata Chief Sekuriti Rusunawa Marunda bernama Carman saat dijumpai Kompas.com di lokasi, Kamis (13/6/2024).

Carman menjelaskan, mulanya Rusunawa Marunda memiliki pagar. Namun, pagar tersebut dijebol maling hingga kini tak ada lagi yang tersisa.

Baca juga: Sekuriti Rusunawa Marunda Pernah Dipukuli Saat Cegah Aksi Pencurian

Berdasarkan pengamatan Kompas.com di lokasi, sekeliling Rusunawa Marunda memang tidak berpagar seperti rusun lainnya.

Hal itu, yang membuat tak ada batasan antara wilayah rusunawa dengan lingkungan di sekitarnya.

Setiap orang bisa masuk dari mana pun tanpa harus melewati pos sekuriti di rusunawa tersebut.

Hal itu lah yang membuat para petugas keamanan sulit mencegah aksi penjarahan di klaster C Rusunawa Marunda.

"Dibilang sulit ya enggak, dibilang enggak, ya, sulit. Sebenarnya, karena ini rusun terlalu luas, dan akses masuk orang-orang luar ini banyak, enggak satu pintu, yang menjadi sulit sebenarnya itu," ucap Carman.

Baca juga: Aset Rusunawa Marunda Klaster C Dijarah Maling sejak 2023

Penghuni rusunawa yang banyak juga membuat Carman kesulitan membedakan mana warga rusunawa, mana warga asing yang ingin mencuri.

Dia berharap, agar ke depannya Rusunawa Marunda bisa kembali dipagar agar lebih aman.

"Berharap agar dipagar supaya ada batasan antara warga luar dan warga rusun," ucap Carman.

Sebagai informasi, seluruh aset di klaster C Rusunawa Marunda raib dijarah maling sejak Oktober 2023.

Mulai dari besi atau tralis balkon, kabel, alumunium, kusen, closet, wastafel, pintu, dan juga jendela di setiap unit sudah abis diambil maling.

Tak hanya itu, para maling juga nekat membobol tembok di setiap unit rusun untuk mengambil besi, pipa, atau kabel di dalamnya.

Aksi penjarahan ini marak terjadi usai penghuni klaster C Rusunawa Marunda direlokasi ke rusun terdekat sesuai dengan rekomendasi dari PJ Gubernur Heru Budi Hartono dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

BRIN mengatakan, bangunan gedung di klaster C sudah tidak layak untuk dihuni dan berpotensi membahayakan warga.

Baca juga: Pencuri Aset Rusunawa Marunda Diduga Warga Sekitar, Pengelola: Kami Tidak Dapat Memastikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Mereda Usai Polisi Janji Tangkap Terduga Pelaku Pembacokan

Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Mereda Usai Polisi Janji Tangkap Terduga Pelaku Pembacokan

Megapolitan
Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Megapolitan
Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Megapolitan
Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com