Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Tewasnya Sopir Taksi "Online" di Pasar Minggu Terkuak: Korban Dibunuh dan Dirampok, Pelaku Telah Ditangkap

Kompas.com - 15/09/2023, 20:32 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Misteri tewasnya sopir taksi online berinisial MSD (53) di Jalan Kompleks Pertanian, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, terkuak.

Seperti diketahui, MSD ditemukan tewas berlumuran darah pada Selasa (15/8/2023) dini hari.

MSD diduga menjadi korban pembunuhan lantaran kondisi tubuhnya penuh luka saat ditemukan.

Korban dibunuh dan dirampok

Kanit Reskrim Polsek Pasar Minggu AKP Sofyan Suri mengatakan, kematian MSD adalah murni sebagai peristiwa pembunuhan.

Baca juga: Pembunuh Sopir Taksi Online di Pasar Minggu Sudah Ditangkap

"Pembunuhan, (kasus) pembunuhan itu," kata Sofyan saat dikonfirmasi, Jumat (15/9/2023).

Sofyan menjelaskan, MSD dibunuh oleh perampok yang ingin mengambil mobil korban.

"(Pelaku) nyuri, ngambil mobil korban. Jadi korban dibunuh," jelasnya.

Pelaku ditangkap

Sofyan mengungkapkan, polisi telah menangkap pelaku yang membunuh sekaligus merampok MSD.

"Perkembangan terakhir sudah ditangkap pelakunya," ujar Sofyan.

Adapun motif pelaku membunuh MSD, kata Sofyan, adalah untuk menguasai kendaraan roda empat milik korban.

Baca juga: Sopir Taksi Online Tewas di Pasar Minggu, Polisi: Korban Dibunuh, Mobil Diambil

"Mobil yang diambil Toyota Avanza," tutur dia.

Lebih lanjut, Sofyan menepis informasi awal yang menyatakan MSD dibuang dari dalam mobil.

Namun, Sofyan enggan membeberkan informasi lebih detail perihal penangkapan pelaku.

Hal itu disebabkan kasus pembunuhan MSD sudah diserahkan ke Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya.

"Kasusnya sudah ditarik (ke Polda). Saya tidak bisa memberikan banyak keterangan," imbuh dia.

Diberitakan sebelumnya, jasad pria berinisial MSD ditemukan di Jalan Kompleks Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (15/8/2023) sekitar pukul 03.00 WIB.

Baca juga: Pria Tewas yang Dibuang dari Mobil di Pasar Minggu Diduga Korban Pembunuhan

Salah satu saksi mata berinisial H menduga MSD menjadi korban pembunuhan ketika sedang bekerja sebagai sopir taksi online.

"Korbannya sopir taksi online. Dia kelihatannya dihabisi dari belakang," kata H kepada wartawan, Selasa.

Ia bisa memastikan bahwa korban merupakan sopir taksi online karena jalan di depan rumahnya memang sering digunakan untuk mangkal.

Selain sopir taksi online, H menyebut tak ada kendaraan lain yang berhenti di lingkungan rumahnya pada malam hari.

Oleh karena itu, ia cukup percaya diri dengan argumen yang menyatakan korban adalah sopir taksi online.

"Di sini sudah biasa ada sopir Grab Car, Go Car, sampai 24 jam malah. Tapi saya tegur, artinya saya tanya mereka dari mana. Saya kenalin diri, saya minta nomornya. Makanya saya tahu korban itu sopir taksi online," ungkap dia.

Di lain sisi, eks Kapolsek Pasar Minggu Kompol Rusit Malaka sebelumya menyebut kasus ini diduga adalah pembuangan mayat.

Baca juga: Bercak Darah Masih Tersisa di Lokasi Penemuan Mayat Korban Pembunuhan di Pasar Minggu

"Mulanya Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Pasar Minggu mendapat laporan dari warga soal ditemukannya seorang laki-laki tergeletak dengan kondisi luka berdarah di pinggir jalan," ujar Rusit saat dikonfirmasi, Selasa.

Rusit mengungkapkan korban yang saat itu berlumuran darah ditemukan mengenakan kaus merah dan celana panjang berwarna coklat.

Selain itu, didapati sejumlah luka luar di tubuh korban. Antara lain luka memar di bagian punggung serta luka di bagian dada kanan dan kening sebelah kiri.

"Ditemukan pula dompet berwarna hitam yang berisi KTP, SIM B11 umum, BPJS, dan uang sebesar Rp 222.000," ungkap Rusit.

Lebih lanjut, Rusit mengungkapkan jasad MSD ditemukan oleh warga sekitar berinisial HS.

HS disebut melihat jasad MSD dibuang oleh seseorang dari dalam mobil.

Baca juga: Pembunuhan di Pasar Minggu Terekam CCTV, Warga Yakin Pelaku Cepat Ditangkap

"Saksi (HS) melihat seorang sopir turun dari mobil, lalu dia seperti membuang sesuatu di pinggir jalan. selanjutnya mobil langsung kabur ke Jalan Raya Ragunan," tutur Rusit.

"Setelah sopir kabur, saksi kemudian mendekati dan mengecek sesuatu yang dibuang. Saksi lalu kaget karena melihat seseorang yang sudah tergeletak," sambung dia.

(Penulis: Dzaky Nurcahyo | Editor: Irfan Maullana, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com