JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Bayam memilih bertahan di tenda meski diberi perpanjangan waktu sampai Jumat (22/9/2023) untuk membongkar mandiri tempat tinggal sementara mereka
Minawati, Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) yang mewakili warga Kampung Bayam mengatakan, tenda itu akan dipindahkan ke titik lain.
"Geser. Ini kan mau dibuat trotoar. Nah, itu ada pintu masuk rusun (Kampung Susun Bayam alias KSB) yang sekarang seperti hutan belantara, ya di situ pindahnya," kata Minawati saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (20/9/2023).
Baca juga: Janji Hunian Layak Tak Kunjung Ditepati, Warga Kampung Bayam Bisa Tergusur Dua Kali
"Warga barusan saya tanya, mereka enggak mau pindah (ke rusun lain). Pak Lurah kan mintanya ke Rusun Nagrak, mereka enggak mau ke Rusun Nagrak. Ya jadi mereka di sini, di tenda, tapi geser," imbuh dia.
Warga Kampung Bayam yang masih menanti hunian KSB dengan mendirikan tenda tersebut akan bergeser ke lokasi yang tidak jauh dari sebelumnya.
"Iya (pindah lokasi tenda dekat KSB), itu kan ada rusun (KSB), masuk ke dalam. Kita buka pagarnya, masuk ke dalam," ujar Minawati.
"Masuk (area KSB), kalau di depan pagarnya, mereka kena trotoar, masuk ke dalam, masuk ke dalam dikit," tutur dia.
Kalau keadaan tidak memungkinkan untuk pindah, warga Kampung Bayam akan melakukan bongkar pasang tenda setiap harinya.
Baca juga: Bagaimana Nasib Warga Kampung Bayam jika Tenda Sudah Dibongkar?
"Kedua, kalau memang seburuk-buruknya, ya bongkar pasang. Paling kita kayak waktu pertama kali, pagi rata, malam pasang, tidur saja. Pagi rata, malam pasang," ungkap Minawati.
"Ya kalau pagi, kita singkirkan barang-barang semua, barang-barang yang tidak terpakai kita buang-buangin. Terus, malam ya kita pasang lagi. Seadanya saja tendanya. Buat tidur saja," pungkasnya.
Dia berujar, warga Kampung Bayam akan tetap mendirikan tenda di sekitar JIS sampai mereka mendapatkan hunian di KSB.
"Iya (bergeser), sampai kita masuk (mendapatkan hunian di KSB). Kita sudah berjuang secara baik-baik sampai sekarang. Aduh, aku juga bingung sama pemerintah ini. Apa kupingnya budek atau bagaimana, bingung juga saya," ucap dia.
Untuk diketahui, Lurah Papanggo Tomi Haryono meminta warga Kampung Bayam untuk membongkar tenda secara mandiri karena akan dibangun trotoar.
Baca juga: Lurah: Warga Kampung Bayam Tahu di Sekitar JIS Ada Pembangunan Trotoar
Ia tidak menampik bahwa pembangunan trotoar juga berkait dengan berlangsung Piala Dunia U-17 pada November 2023 mendatang, mengingat JIS merupakan salah satu lokasi pertandingan.
Dalam surat imbauan kepada warga Kampung Bayam, jika warga enggan membingkar sendiri tenda itu, maka akan dilakukan penertiban secara terpadu oleh aparat terkait.
Masih di dalam surat tersebut, Tomi mengingatkan bahwa segala risiko hingga kerugian dari penertiban tenda apabila jika tidak diindahkan akan menjadi tanggung jawab warga Kampung Bayam.
Sebagai informasi, warga Kampung Bayam tergusur dari kediaman mereka imbas pembebasan lahan proyek Jakarta International Stadium (JIS).
Warga sudah tinggal di tenda sejak November 2022. Mereka mengaku tidak sanggup membayar kontrakan dan menolak untuk pindah ke Rusunawa Nagrak.
Warga Kampung Bayam sejatinya merupakan penghuni Kampung Susun Bayam (KSB). Namun, KSB masih belum bisa dihuni hingga saat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.