“Sebagai perajin, saya merasa penggunaan kompor minyak tanah sebagai media membatik kurang aman. Apalagi, sekarang semakin sulit menemukan minyak tanah di Jakarta,” ucap Niken kepada Kompas.com, Selasa (26/9/2023).
Selain itu, ia mempertimbangkan pula alasan keamanan. Sebab, beberapa kali Niken dan murid-muridnya, termasuk anak-anak, terkena panas dari bodi kompor yang digunakan untuk membatik.
“Bahkan, kompor listrik yang sebelumnya digunakan juga tidak aman. Ada yang pernah tersengat listrik aliran kecil,” jelas Niken.
Baca juga: Siap Diperluas, Pemprov DKI Jakarta Tambah Alat Uji Emisi Kendaraan
Berdasarkan pengalaman itu, Niken pun mulai mempelajari cara membuat kompor listrik yang aman untuk digunakan. Ia bertanya kepada ahli dan mencari informasi di internet guna mendapatkan insight sebanyak-banyaknya.
Setelah enam bulan melakukan riset dan perancangan, Niken berhasil berinovasi dengan menciptakan atau membuat sendiri kompor batik listrik yang aman digunakan. Setelah kompornya selesai, ia pun mendaftarkan inovasinya ke JID 2023.
“Saya sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada JID 2023, karena dapat menjadi wadah bagi masyarakat yang bersungguh-sungguh ingin berkontribusi dan berinovasi. Saya berharap, kompor batik listrik ini bisa semakin dikenal dan menjadi solusi bagi perajin yang mengalami masalah yang sama seperti saya,” tutur Niken.
Setelah resmi menjadi pemenang, Niken sudah menerima tawaran untuk pendaftaran Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) oleh Wali Kota Jakarta Barat. Ia pun berharap, dinas dan pihak terkait membantunya untuk mengurus perizinan produksi secara masal dan sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI).
Baca juga: Bantu Masyarakat Miliki Hunian Pertama, Pemprov DKI Jakarta Adakan Program Pembebasan BPHTB
“Saya sangat bangga bisa berpartisipasi di JID 2023. Bulan depan, saya ada agenda ke Karanganyar untuk pelatihan batik. Momen ini akan saya manfaatkan untuk memperkenalkan kompor batik listrik kepada masyarakat yang lebih luas, khususnya para perajin,” papar Niken. (Rindu Pradipta Hestya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.