Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya Sementara Huni Rusunawa Nagrak, Warga Eks Kampung Bayam: Kami Harus Tempati KSB

Kompas.com - 29/09/2023, 15:55 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu warga eks Kampung Bayam, Paulinus Melantunan (58) menegaskan bahwa relokasi ke Rusunawa Nagrak hanya bersifat sementara.

Pasalnya, kata Paul, dia dan warga eks Kampung Bayam masih menginginkan Kampung Susun Bayam (KSB) yang berdiri di dekat Jakarta International Stadium (JIS), Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

"Kami pindah ke Rusunawa Nagrak bukan untuk selamanya, tapi sementara, sambil menantikan apa yang dikatakan oleh Jakpro kepada kami. Itu kami harus tempati Kampung Susun Bayam," kata Paul saat ditemui di Rusunawa Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (29/9/2023).

Paul kemudian menyinggung janji Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui BUMD-nya, PT Jakarta Propertindo alias Jakpro, kepada warga eks Kampung Bayam.

Baca juga: Kehidupan Eks Warga Kampung Bayam Setelah 1 Hari Tinggal di Rusunawa Nagrak...

"Karena kenapa? Itu KSB itu dibangun buat siapa? Dibangun untuk warga Kampung Bayam yang telah terpilih untuk menempati KSB," tutur Paul.

"Bukan cuma itu saja, kami dijanjikan bahwa memang kami itu... pikiran mereka begini, mereka mau memanusiakan manusia. Mereka mengatakan begini, 'Kalau kalian menampati KSB, kalian akan dipekerjakan, setiap KK satu orang'" ujar dia lagi.

Janji Jakpro soal memberdayakan warga eks Kampung Bayam, disebut Paul, bertujuan untuk menopang biaya sewa per bulan di KSB. Namun, nyatanya janji tersebut urung terealisasi.

Baca juga: Jaminan Heru Budi agar Warga Kampung Bayam yang Direlokasi ke Rusun Nagrak Hidup Layak...

"Buktinya, sampai saat ini, tidak ada seorang pun dari kami yang dipekerjakan. Orang lain banyak masuk ke situ, kami belum ada," imbuh Paul.

Terlepas dari itu, Paul memastikan bahwa warga eks Kampung Bayam telah memegang surat keputusan (SK) dan nomor hunian KSB dari hasil undian.

Sebagai informasi, warga eks Kampung Bayam yang tergabung dalam Persaudaraan Warga Kampung Bayam (PWKB) dan Lurah Papanggo Tomi Haryono menandatangani nota kesepakatan pada Selasa (26/9/2023).

Salah satu isi kesepakatan adalah warga eks Kampung Bayam yang tinggal di tenda direlokasi ke Rusunawa Nagrak dan itu hanya bersifat sementara.

Baca juga: Begini Isi Surat Perjanjian Lurah Papanggo dengan Warga Kampung Bayam untuk Relokasi ke Rusun Nagrak

Kini, tenda darurat yang berdiri di depan JIS sudah dibongkar untuk kepentingan pembangunan trotoar yang berkesinambungan dengan penyelenggaraan Piala Dunia U-17 pada November 2023 mendatang.

Untuk diketahui, warga Kampung Bayam merupakan korban pembebasan lahan dari proyek JIS.

Seyogianya, warga Kampung Bayam adalah penghuni KSB. Tetapi, janji Pemprov DKI Jakarta tak kunjung ditepati karena satu dan lain hal.

Karena tidak sanggup membayar kontrakan, beberapa warga Kampung Bayam akhirnya mendirikan tenda di depan JIS sejak November 2023.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

15 Tempat Wisata di Puncak untuk Libur Natal dan Tahun Baru

15 Tempat Wisata di Puncak untuk Libur Natal dan Tahun Baru

Megapolitan
Heru Budi Ajak Masyarakat untuk Cegah Banjir Bersama-sama

Heru Budi Ajak Masyarakat untuk Cegah Banjir Bersama-sama

Megapolitan
Hadapi Musim Hujan, Heru Budi Periksa Kesiapan Rumah Pompa Waduk Pluit

Hadapi Musim Hujan, Heru Budi Periksa Kesiapan Rumah Pompa Waduk Pluit

Megapolitan
Kuasa Hukum Aiman Mengaku Tak Diberitahu Polisi soal Perubahan Aturan Penyelidikan Peserta Pemilu

Kuasa Hukum Aiman Mengaku Tak Diberitahu Polisi soal Perubahan Aturan Penyelidikan Peserta Pemilu

Megapolitan
Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Kali Ciluar Bogor

Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Kali Ciluar Bogor

Megapolitan
Aiman Berharap Tak Dapat Ancaman Usai Diperiksa soal Kasus Oknum Polisi Tak Netral

Aiman Berharap Tak Dapat Ancaman Usai Diperiksa soal Kasus Oknum Polisi Tak Netral

Megapolitan
Sekretaris Fraksi Gerindra DPRD DKI Purwanto Meninggal Dunia

Sekretaris Fraksi Gerindra DPRD DKI Purwanto Meninggal Dunia

Megapolitan
Pelantikan Ketua KPK Sementara Dinilai Cacat Hukum

Pelantikan Ketua KPK Sementara Dinilai Cacat Hukum

Megapolitan
Polisi Pastikan Tak Ada Intimidasi Terhadap Pentas Teater Butet Kartaredjasa

Polisi Pastikan Tak Ada Intimidasi Terhadap Pentas Teater Butet Kartaredjasa

Megapolitan
Usai Bakar Istrinya Hidup-hidup, Jali Langsung Berdagang

Usai Bakar Istrinya Hidup-hidup, Jali Langsung Berdagang

Megapolitan
Diperiksa 5,5 Jam, Aiman Dicecar 60 Pertanyaan soal Pernyataan Oknum Polri Tak Netral di Pemilu 2024

Diperiksa 5,5 Jam, Aiman Dicecar 60 Pertanyaan soal Pernyataan Oknum Polri Tak Netral di Pemilu 2024

Megapolitan
Antisipasi Banjir, Dinas Bina Marga DKI Sebar Petugas untuk Bersihkan Tali Air yang Tersumbat

Antisipasi Banjir, Dinas Bina Marga DKI Sebar Petugas untuk Bersihkan Tali Air yang Tersumbat

Megapolitan
Kronologi Pembunuhan Wanita di Bogor oleh Pacarnya Sendiri

Kronologi Pembunuhan Wanita di Bogor oleh Pacarnya Sendiri

Megapolitan
BPBD dan KPU DKI Bahas Strategi Penanganan 2.841 TPS Rawan Banjir

BPBD dan KPU DKI Bahas Strategi Penanganan 2.841 TPS Rawan Banjir

Megapolitan
Usai Bunuh Pacarnya di Bogor, Alung Ternyata Dibantu Temannya Saat 'Buang' Jasad Korban ke Ruko Kosong

Usai Bunuh Pacarnya di Bogor, Alung Ternyata Dibantu Temannya Saat "Buang" Jasad Korban ke Ruko Kosong

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com