JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang siswa SMPN 132 Jakarta berinisial D (16) ditemukan tewas tergeletak di belakang sekolah di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (9/10/2023).
D tewas diduga karena terjatuh dari jendela ruang kelas yang ada di lantai empat sekolahnya.
Kapolsek Cengkareng Kompol Hasoloan Situmorang menjelaskan, peristiwa terjadi sekitar pukul 09.30 WIB.
Baca juga: Pelajar SMP di Jakarta Barat Tewas Diduga Jatuh dari Lantai 4 Sekolah
Kala itu, korban melewati jendela bolong tanpa terali dan berdiri di pijakan di balik tembok lantai empat sekolah.
Setelah itu, D terjatuh ke belakang gedung sekolah dekat rumah warga dan meninggal dunia.
"Jendela itu bolong. Mereka ada aktivitas di situ sehingga korban terjatuh dari lantai empat itu," ujar Hasoloan saat dihubungi, Senin (9/10/2023).
Jendela yang bolong itu berada di sisi tembok kiri kelas. Tak terlihat terali ataupun kaca yang menutup kusen jendela.
Hasoloan mengatakan, D disebut hendak merokok bersama temannya sebelum tewas karena terjatuh.
Baca juga: Lewati Jendela Bolong lalu Terjatuh, Siswa SMP di Cengkareng Disebut Hendak Merokok Diam-diam
"Jadi, dia bertiga, habis dari (lantai) bawah jajan, terus naik ke atas. Korban ini sama rekannya mau merokok di pojokan. Nah jendela itu ada di pojok kelas," ungkap Hasoloan saat dihubungi, Selasa (10/10/2023).
Polisi menduga, D tak ingin ketahuan saat merokok ketika jam istirahat sekitar pukul 09.30 WIB.
Dia pun memilih melewati jendela tanpa terali dan kaca yang ada di dalam kelas. Korban kemudian berdiri di atas pijakan, di balik jendela tersebut.
Namun nahas, korban diduga terpeleset dan jatuh dari lantai empat bangunan sekolah.
"Jadi berdasarkan keterangan rekan korban, saksi, kami temukan ada korek api di sekitar jatuhnya (korban) itu," jelas dia.
Baca juga: Polisi Pastikan Siswa SMP di Cengkareng yang Jatuh dari Lantai 4 Tak Alami Bullying
Hasoloan memastikan bahwa D tidak mengalami bullying atau perundungan sebelum terjatuh dari lantai empat sekolahnya.
"Yang pasti terkait beredarnya informasi awal, ada dugaan (korban) didorong, perundungan, dan sebagainya, itu sampai saat ini tidak kami temukan," kata Hasoloan.
Hal senada juga disampaikan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah. Ai memastikan D tidak mengalami perundungan.
"Ini faktanya berbeda, bukan yang diinformasikan di awal apalagi ada peristiwa dipicu perundungan dan sebagainya," jelas Ai saat ditemui di SMPN 132 Jakarta, Selasa.
"Dinyatakan hasil penyelidikan bahwa tidak terjadi hal seperti itu (perundungan)," tambah dia.
Ai menyatakan, D tewas bukan karena bunuh diri ataupun didorong oleh seseorang.
"Kalau kemarin sempat ada menginfokan bunuh diri, diinfokan ada yang mendorong, hari ini saya temukan bahwa tidak ada peristiwa bunuh diri dan didorong," kata Ai.
Meski begitu, KPAI masih menunggu penyelidikan dari pihak kepolisian.
Ai menyampaikan, informasi secara menyeluruh didapatkannya dari koordinasi sejumlah pihak, termasuk sekolah, kepolisian, dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
"Jadi KPAI mengawal langkah koordinasi ini, langkah pengawasan kami untuk memastikan tidak ada informasi di luar apa yang sebenarnya terjadi," ujarnya.
Sementara ini, polisi menduga bahwa korban jatuh karena terpeleset dari lantai empat.
Baca juga: Sebelum Jatuh dari Lantai 4 Sekolah, Siswa SMP di Cengkareng Lewati Jendela Bolong Tanpa Terali
"Langkah-langkah penyelidikan dari kepolisian tetap berjalan sampai hari ini. Nanti kami akan lakukan rilis resminya, supaya juga gamblang," ungkap Hasoloan.
(Tim Redaksi: Zintan Prihatini, Ihsanuddin, Jessi Carina, Nursita Sari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.