JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan perjalanan Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek terpaksa dibatalkan karena belasan rangkaian keretanya harus masuk bengkel.
"Ada 18 train set yang rodanya sudah aus. Jadi belasan train set ini harus masuk ke bengkel bubut untuk diperbaiki," kata Manajer Humas LRT Jabodebek Kuswardojo, Rabu (25/10/2023).
Banyaknya rangkaian kereta yang masuk ke dalam bengkel pada akhirnya berpengaruh pada operasional LRT selama beberapa hari ke depan.
Baca juga: Banyak Kereta Masuk Bengkel, 103 Perjalanan LRT Jabodebek Dibatalkan
Kus mengatakan, pihaknya terpaksa memangkas ratusan perjalanan karena hanya sedikit rangkaian kereta yang tersedia.
"Kini hanya 9 train set yang tersedia. Artinya ada 103 perjalanan yang kami batalkan saat ini," tutur dia.
Ratusan perjalanan LRT Jabodebek yang dibatalkan berimbas pada waktu tunggu kereta atau headway yang cukup lama di setiap stasiun.
Normalnya, kata Kus, LRT Jabodebek menjalankan 16 rangkaian kereta setiap hari. Sebanyak 16 rangkaian kereta itu diketahui melayani 234 perjalanan di seluruh stasiun LRT Jabodebek.
Baca juga: Minim Informasi di Medsos LRT Jabodebek Saat Gangguan, Manajemen: Kami Butuh Waktu
Kini, pengguna setia LRT Jabodebek harus menunggu hingga 40 menit lamanya untuk menikmati moda transportasi ini.
"Dengan sembilan train set yang beroperasi, headway-nya antara 30-40 menit di semua stasiun. Waktu tunggu menjadi lama karena banyak perjalanan yang kami batalkan," ungkap dia.
Kus menyebutkan, perbaikan rangkaian kereta di bengkel bubut tak bisa dipercepat untuk saat ini.
Sebab, LRT Jabodebek hanya memiliki satu mesin bubut. Sementara itu, pengerjaan satu rangkaian kereta membutuhkan waktu satu pekan.
Baca juga: Minim Informasi di Medsos LRT Jabodebek Saat Gangguan, Manajemen: Kami Butuh Waktu
"Pembubutan roda train set setidaknya butuh waktu tujuh hari. Jadi, train set kami yang mau masuk bengkel semakin lama menumpuk karena hanya ada satu alat," tutur dia.
Kus mengungkapkan, perusahaan sudah bersurat ke Kementerian Perhubungan perihal ini.
Mereka meminta Kementerian supaya LRT Jabodebek memiliki dua mesin bubut sehingga pengerjaan belasan train set lebih cepat.
"Idealnya kami punya dua mesin bubut. Sebab, banyak rangkaian kereta yang cepat aus," imbuh dia.
Baca juga: Waktu Tunggu di Stasiun LRT Jabodebek Kini Capai 40 Menit, Imbas Banyaknya Kereta Masuk Bengkel
PT KAI Divisi LRT Jabodebek telah memesan ribuan roda kereta anyar kepada PT INKA.Kus menyebut, pemesanan roda mau tak mau harus dilakukan karena kepingan roda LRT cepat aus.
"Setelah beroperasi kurang lebih selama dua bulan, kami baru tahu bahwa tingkat keausan roda LRT ternyata cukup tinggi," ucap Kus.
Atas dasar itu, LRT Jabodebek meinta 1.000 roda baru ke PT Industri Kereta Api (INKA) selaku produsen. Adapun penggantian roda yang sudah aus tak harus melalui proses bubut.
Proses tersebut, kata Kus, bisa memangkas banyak waktu. Jika melalui proses bubut, maka dibutuhkan waktu hingga satu pekan lamanya untuk memperbaiki roda yang sudah aus.
Baca juga: Roda Kereta Cepat Aus, LRT Jabodebek Pesan 1.000 Roda Baru ke PT INKA
Sementara, penggantian roda lama yang sudah usang ke roda baru diklaim hanya membutuhkan beberapa hari saja.
"Masalah terbesar kami saat ini adalah pembubutan roda. Kami hanya punya satu mesin bubut, tetapi mesin bubut itu harus melayani banyak train set atau rangkaian kereta yang rodanya sudah aus. Akibatnya ada penumpukan," tutur dia.
Kus mengungkapkan ada 18 rangkaian kereta yang harus dibubut saat ini. Belasan rangkaian itu harus dibubut karena tingkat keausan rodanya nyaris menyentuh ambang batas, yakni 8 milimeter.
"LRT Jabodebek ini kan semuanya by system. Makanya kami tak mau ambil risiko. Ketika sudah ada roda yang tingkat ausnya mencapai 5-6 milimeter, harus dibubut langsung," ungkap dia.
Akibat adanya antrian pembubutan roda, Kus tak menampik jadwal LRT Jabodebek menjadi terganggu.
Baca juga: Roda LRT Jabodebek Cepat Aus, Kecepatan Kereta Diturunkan 50 Persen
Dari sejumlah kendala itu, manajemen LRT Jabodebek memutuskan untuk menerapkan pembatasan kecepatan terhadap laju kereta.
Hal itu terpaksa dilakukan untuk mengurangi gaya gesek antara roda dan rel kereta supaya kepingan roda LRT tak cepat aus.
"Saat ini, kami menerapkan pembatasan kecepatan di seluruh train set atau rangkaian kereta. Pengurangan kecepatan di tiap rangkaian kereta mencapai 50 persen," kata Kus.
Akibat adanya pembatasan kecepatan, LRT Jabodebek kini membutuhkan waktu yang lebih lama ketika melaju daripada biasanya.
Baca juga: Peluang Pasar Perkantoran di Sepanjang Jalur LRT Jabodebek
"Misal di titik ini tadinya kecepatannya bisa 80 km per jam, kini kami batasi jadi 40 km per jam. Titik-titik itu kami berikan batasan kecepatan dengan harapan mengurangi kehausan," ungkap Kus.
Walau demikian, Kus menyebut pembatasan kecepatan hanya dilakukan di beberapa titik yang sudah ditentukan. Total ada lima titik yang sudah ditetapkan LRT Jabodebek sampai saat ini.
Antara lain di rel Stasiun Kampung Rambutan-TMII, Stasiun TMII-Cawang, Stasiun Dukuh Atas-Setiabudi, Stasiun Kuningan-Pancoran, dan Stasiun Halim-Cawang.
(Tim Redaksi : Dzaky Nurcahyo, Jessi Carina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.