Alasannya, emas yang dimiliki Widjayanti hendak dijadikan sebagai suvenir kepada keluarganya di Singapura.
Setelah itu, ia diarahkan oleh komplotan tersebut untuk pulang ke rumah dan mengambil KTP, ATM, buku tabungan, dan emas yang Widjayanti miliki.
"Katanya, saya jangan cerita ke anak saya. Saya mungkin sudah kena (hipnotis). Saya pulang ke rumah, tapi saya diturunkan di masjid, mereka pergi. Saya pulang dan saya kayak orang bingung," ungkap dia.
"Kebetulan, di rumah banyak anak saya. Saya enggak cerita ke anak-anak. Saya langsung ambil emas-emas saya, KTP, buku tabungan, ATM, dan HP pakai tas," imbuh Widjayanti.
Baca juga: Jadi Korban Hipnotis, Lansia di Duren Sawit Serahkan Emas Peninggalan Ibunda
Saat keluar rumah, ia melihat bahwa mobil putih itu tidak ada. Namun, tiba-tiba mobil itu muncul.
Seketika Widjayanti langsung diajak ke kawasan Pasar Proyek di Kota Bekasi lantaran si perempuan berbaju putih ingin membeli kerudung.
Kepada Widjayanti, perempuan berbaju putih berkata bahwa seorang muslimah harus memakai kerudung.
Selanjutnya, Widjayanti diajak ke bank Mandiri. Kebetulan, saat itu hanya dirinya yang menjadi nasabah.
Widjayanti menduga, para pelaku sudah sering beraksi sehingga mengetahui "jam aman" untuk menguras rekening para korban tanpa dicurigai nasabah lain.
"Saya ngisi formulir untuk mencairkan dana sebesar Rp 140 juta. Begitu selesai, perempuan itu bilang, 'Bu, tas ibu kan kecil. Saya yang pegang saja uangnya'. Uang diimasukkan ke tasnya dia, terus ditutupin kerudung," kata Widjayanti.
Setelah dari bank, Widjayanti mengaku diajak ke minimarket karena laki-laki yang mengaku dari Singapura ingin membeli buah-buahan.
Setibanya di salah satu minimarket, Widjayanti turun bersama dengan laki-laki yang disebut sebagai kepala cabang bank BRI Kalimalang.
Baca juga: Nestapa Lansia di Bekasi, Harta Benda Senilai Rp 350 Juta Seketika Raib Usai Terkena Hipnotis
Saat berbelanja, laki-laki yang disebut sebagai kepala cabang bank BRI Kalimalang menepuk-nepuk pundak Widjayanti sambil mengatakan bahwa sosoknya mengingatkan laki-laki dari Singapura itu akan ibunya.
Ia juga meminta izin agar dibolehkan untuk memanggil Widjayanti dengan sebutan "mama".
"Habis itu dia nunduk, ambil empat botol air mineral, dan bilang, 'Bu, maaf. Saya ada perlu sebentar. Ini ibu beliin komplet ya'. Ada tulisan roti dan madu (di secarik kertas yang diberikan). Saya ikuti, taruh di kasir, nunggu lama banget," tutur Widjayanti.