Ali langsung memasukkan sepeda motornya yang terparkir tepat di depan toko. Kemudian, rolling door ditutup agar tokonya tidak menjadi korban salah sasaran.
Tawuran terjadi di depan Universitas Binawan dan lampu merah menuju Kalibata, Jakarta Selatan.
Akses menuju arah Otista dan Kalibata pun "mati" karena dijadikan arena bertarung para pelaku tawuran.
"Akhirnya pada ngumpul saja di depan sini (trotoar sepanjang mushalla Al-Bayan ke arah PGC), pada nonton. Saya juga keluar dari toko buat ngelihat tawuran," terang Ali.
Baca juga: Pemuda Jadi Korban Tawuran di Cawang, Jalan Kaki dengan Tubuh Berdarah untuk Minta Tolong
Ali mengobrol dengan sejumlah pengendara motor. Mereka mengaku enggan melintas karena takut menjadu korban salah sasaran.
Meski begitu, Ali dan orang-orang yang melipir tetap menonton aksi tawuran. Sebab, tawuran terjadi sekitar 300 meter dari lokasi mereka.
"Semalam pas tawuran ada polisi juga. Nembak gas air mata kayaknya, yang (pistolnya) keluar asap itu. Tapi tawurannya bubar setelah pada kabur (usai ada korban jiwa). Tawuran sekitar satu jam," kata Ali.
Terkait korban yang berjalan dengan tubuh terluka, Ali sendiri mengaku tidak mengenal korban secara personal.
Bahkan, dia juga tidak mengetahui nama korban. Meski tak mengenal pemuda itu, Ali berharap korban tidak mengalami luka parah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.