Serupa, caleg DPR RI dapil 2 Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Luar Negeri, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Ronny Talapessy juga menerapkan strategi kampanye tersebut.
Ronny melakukan blusukan untuk menyerap aspirasi warga. Kemudian, secara daring, ia membuka aplikasi konsultasi hukum gratis.
"Jadi kalau saya ini sekarang sudah door to door, ke luar negeri, dan membuat klinik hukum. Membentuk sebuah aplikasi namanya Klinik Hukum RT (Ronny Talapessy). Itu konsultasi hukum secara gratis," ucap Ronny.
Mantan pengacara Bharada Richard Eliezer ini juga siap mendampingi masyarakat yang kurang mampu apabila terjerat kasus hukum.
"Kalau dilihat butuh pendampingan, secara gratis kita mendampingi. Dan aplikasi tersedia 24 jam," kata Ronny.
Ronny pun menyasar kampanyenya ke semua kalangan, baik ibu-ibu maupun anak muda.
Hal itu karena citranya sebagai pengacara Bharada Eliezer yang digemari oleh ibu-ibu.
"Tidak menutup juga pemilih ya khususnya ibu-ibu yang menonton sidang Bharada E itu. Mereka memberikan simpati ke saya," kata Ronny.
"Itu adalah prestasi saya selama jadi pengacara," tambah dia.
Baca juga: Penutup Saluran Air di Dekat Stasiun MRT Blok A Ambles, Bahayakan Pengendara yang Lewat
Sementara itu, caleg DPRD DKI Jakarta dapil 8 Jakarta Selatan Partai Perindo, Diska Resha Putra, cukup ambisius menghadapi pertarungan politik pada Pemilu 2024.
Sebagai pendatang baru, Diska yang mempunyai background seorang influencer di media sosial juga harus turun langsung berkampanye untuk mengenalkan siapa dirinya.
"Karena saya kan pendatang baru, enggak mungkin saya kenalan lewat sosial media saja," kata dia.
Diska sadar, kini kalangan umur produktif gencar bermain media sosial. Namun, ia juga harus mendengar langsung apa keluhan masyarakat di daerah pemilihannya.
"Jangan sampai kalau saya diberi takdir menang, saya duduk di parlemen, tapi saya enggak tahu keluhan masyarakat itu apa. Saya enggak tahu kekurangan masyarakat di dapil saya apa," papar Diska.
Baca juga: Update Titik Banjir di Jakarta, 45 RT Masih Terendam hingga Ketinggian 160 Sentimeter
Strategi kampanyenya tertuju pada anak muda. Sebab, menurut dia, anak-anak muda ini kelak akan memimpin bangsa.
Ia ingin mereka memilih secara bijak siapa saja yang bisa mewakili masyarakat untuk menyerap keluhan di akar rumput.
"Kita tahu Presiden pernah bilang Indonesia akan ada bonus demografi di tahun 2045. Start sekarang, 2024 ini, kita mengedukasi agar masyarakat cerdas untuk memilih, bukan pintar untuk memilih. Pintar itu dalam arti kemakan iming-iming caleg," ucap Diska.
"Anak-anaklah yang meneruskan dengan cara apa memilih orang yang tepat sebagai penyambung lidah rakyat," tambah dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.