Alhasil, hampir setiap hari Hamidin rapat dengan petugas Imigrasi dan Bea Cukai.
Mereka mempelajari kebutuhan dasar apa saja yang diperlukan masyarakat Malaysia untuk melangsungkan hidup sehari-hari.
Mereka menjadi intelijen pasar dan melakukan observasi langsung kepada para pedagang pasar di Kuching.
“Ternyata, mereka membutuhkan teripang, membutuhkan ikan. Kami tanya langsung ke pedagang pasar yang ada di sana,” ujar Hamidin.
Baca juga: Semalam di Tapal Batas Entikong
Bermodal informasi tersebut, Hamidin kembali ke Entikong. Ia mengumpulkan para pedagang perbatasan dan Pontianak di suatu tempat.
“Kami suruh mereka, ‘Anda jual ikan dan ini (teripang)’. Akhirnya apa? Itu gerbang Entikong hidup. Sampai sekarang, Entikong menjadi satu-satunya pelabuhan (terminal barang internasional) yang sudah ekspor dan impor. Ini pentingnya perbatasan,” kata Hamidin.
Mengemban tugas sebagai kapolsek Entikong selama tiga tahun merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi Hamidin.
Ia merasa bangga ketika kembali Entikong dan melihat kondisi perbatasan yang jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya.
“Presiden Joko Widodo sudah mengatakan bahwa perbatasan itu dijadikan sebagai etalase negara. Jadi, kita harus berbangga sebagai bangsa Indonesia saat ini,” tutur Hamidin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.