Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelangsa Pria di Bekasi: Diteriaki Maling Usai Diduga Tak Bayar "Open BO" Berujung Dikeroyok hingga Tewas

Kompas.com - 23/12/2023, 14:54 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

BEKASI, KOMPAS.com - Seorang pria berinisial R (28) dikeroyok warga hingga tewas di Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Selasa (19/12/2023).

R dikeroyok warga usai diteriaki maling lantaran diduga tak membayar open booking online (BO).

Dituduh jambret

Kakak korban bernama Syukur (37) mengatakan, pihak keluarga awalnya diberitahu bahwa R dikeroyok karena menjambret.

"Persisnya (kronologi) itu saya kurang tahu, jadi saya dapat cerita (informasi) dari kakak kandung saya yang perempuan kalau adik saya (dituduh) jambret dan diciduk polisi," ujar Syukur saat dikonfirmasi, Jumat (22/12/2023).

Baca juga: Beredar Video Pria di Bekasi Dikeroyok Diduga karena Tak Bayar Open BO, Polisi Selidiki

Syukur mengatakan, setelah satu jam dari informasi yang dia terima, adiknya dinyatakan meninggal dunia di RSUD Kabupaten Bekasi.

"Selang satu jam kemudian, ada informasi lagi dari Amang (saudara) bahwa adik saya meninggal, posisi sudah di RSUD," kata dia.

Pada saat itu, Syukur tengah berada di Pulomas, Jakarta Barat. Mendapat kabar adiknya meninggal, ia bergegas menuju RSUD.

Usai melihat jasad sang adik, Syukur merasa ada yang janggal dengan kematian R. Sebab, terdapat luka benda tumpul di kepala korban.

"Luka semua itu di kepala, tidak ada di badan, luka di badan itu hanya baret-baret karena jatuh atau apa tapi lukanya itu bekas pukulan benda tumpul semua," ujar dia.

Berkait dugaan adiknya dikeroyok karena diduga tak bayar open BO, Syukur mengaku baru mengetahui hal itu dari video yang beredar di media sosial.

Dalam video itu, korban disebut tidak membayar uang kencan lewat open BO.

Baca juga: Pria Tewas Dikeroyok di Cikarang, Kakak Korban: Infonya Dituduh Jambret, tapi di Medsos Disebut Tak Bayar Open BO

"Jadi (tahu dugaan tak bayar open BO) setelah proses pengurusan RSUD itu selesai. Karena di sana itu kami tahunya seperti itu, (dituduh) jambret," kata dia.

Korban open BO bersama temannya

Syukur mengatakan, sang adik bersama temannya melakukan open BO dengan seorang wanita di sebuah kontrakan di Cikarang Utara.

Hal tersebut dia ketahui berdasarkan bukti rekaman CCTV.

"Jalan ke kontrakan itu sekitar jam 03.48 WIB, adik saya keluar jam 03.55 WIB dari kontrakan sambil lari dan diteriaki maling oleh cewek tersebut dan beberapa orang yang ngejar dia," ujar Syukur.

Namun, Syukur menduga adiknya tewas dikeroyok oleh sindikat atau preman yang menjaga wanita tersebut.

"Saya curiga itu sindikat dari open BO atau bisa dibilang preman yang jaga cewek itu. Adik saya lari sambil diteriakin maling," paparnya.

Baca juga: Pria yang Tewas karena Dituduh Maling di Cikarang Alami Sejumlah Luka di Kepala

Walhasil, R tertangkap dan mendapat bogem mentah, sedangkan temannya berhasil kabur memanjat tembok.

Dari rekaman video yang dikirimkan Syukur, terlihat seorang pria menduduki korban. Terdengar juga ucapan yang menyebut korban tak bayar open BO.

"Di video itu disebutkan ada percakapan atau kalimat yang saya dengar ini gara-gara open BO enggak bayar," tuturnya.

Penggiringan opini

Syukur menyebut adanya penggiringan opini yang salah sehingga adiknya menjadi bulan-bulanan gerombolan pria yang memukuli tanpa alasan yang jelas.

"Jadi ada penggiringan opini yang salah, biasanya orang yang diteriaki maling itu langsung dipukuli. Itu yang tidak diterima pihak keluarga," jelas Syukur saat dihubungi Kompas.com, dikutip Sabtu (23/12/2023).

Syukur menuturkan, orang-orang yang memukuli adiknya itu masih ada hubungannya dengan jaringan dunia malam.

Baca juga: Pria Tewas Dikeroyok usai Open BO karena Diteriaki Maling, Keluarga: Penggiringan Opini yang Salah

"Ini seperti jaringan dunia malam ketika ada kejadian, langsung diteriaki maling atau jambret agar tertangkap," ujar dia.

Syukur mengatakan, belum jelas kebenaran soal adiknya tidak membayar kencan dengan wanita open BO.

"Adik saya dikejar dan digebukin. TKP Pemukulan itu ada dua, yang pertama itu di kontrakan terus diseret ke trotoar jalan raya," kata Syukur.

Dari rekaman video CCTV yang Kompas.com terima, terlihat seorang pria menduduki korban. Terdengar juga ucapan yang menyebut korban tak bayar open BO.

"Kata warga di situ habis dipukulin, dia didudukin oleh salah satu lelaki, itu cowoknya yang dudukin adik saya itu dia dari dalam kontrakan si cewek," jelas Syukur.

Minta keadilan

Usai R tewas dikeroyok, Syukur meminta keadilan untuk adiknya itu. Ia melaporkan kasus tersebut ke Polsek Cikarang Utara.

Baca juga: Amarah Geng Perempuan di Koja gara-gara Diklakson, Aniaya Dinda hingga Kelopak Mata Korban Robek

"Saya mengurus ke RSUD dan adik saya yang satunya lagi mengurus ke kepolisian Cikarang Utara," ucap Syukur.

Sementara itu, Kapolsek Cikarang Utara Kompol Samsono mengatakan, kasus tersebut masih dalam penyelidikan dan kini ditangani Polres Metro Bekasi.

Karena masih tahap penyelidikan, Samsono belum menjelaskan detail berkait motif warga mengeroyok korban.

(Tim Redaksi: Firda Janati, Jessi Carina, Akhdi Martin Pratama)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Epy Kusnandar Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Kini Direhabilitasi

Epy Kusnandar Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Kini Direhabilitasi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Sebut Suaminya Tak Hanya Injak Kitab Suci, tapi Juga Lakukan KDRT

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Sebut Suaminya Tak Hanya Injak Kitab Suci, tapi Juga Lakukan KDRT

Megapolitan
Polisi Harap Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar Langsung di TKP

Polisi Harap Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar Langsung di TKP

Megapolitan
Oknum Pejabat Kemenhub Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci untuk Buktikan Tak Selingkuh

Oknum Pejabat Kemenhub Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci untuk Buktikan Tak Selingkuh

Megapolitan
Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Megapolitan
Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Megapolitan
Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Megapolitan
Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com