Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda Metro Sayangkan Figur Pamong Justru Rusuh Saat Demo APDESI di DPR

Kompas.com - 31/01/2024, 21:26 WIB
Xena Olivia,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto menyayangkan perilaku figur pamong praja yang rusuh saat demo Asosiasi Kepala Desa Indonesia (APDESI), Rabu (31/1/2024).

"Kami punya dokumentasi, tapi kan pelan-pelan, ya. Kami melihat pembelajarannya juga harusnya (untuk) pamong praja, ya. Mereka secara politik adalah pemimpin paling dasar di wilayah seluruh Indonesia," kata Karyoto kepada wartawan di depan gedung DPR.

"Jangan memperlihatkan perilaku-perilaku seperti itu," lanjut dia.

Saat demo berlangsung, massa merusak sejumlah infrastruktur publik mulai dari gerbang gedung DPR hingga beton pembatas jalan dengan Tol Dalam Kota (Dalkot) menggunakan palu besar yang terbuat dari besi.

Baca juga: Massa APDESI Sempat Blokir Tol Dalkot Depan Gedung DPR, Polisi Langsung Bentuk Barikade

Bahkan, mereka juga menghancurkan keramik dan melemparkannya ke arah polisi.

Akibatnya, seorang massa aksi menjadi korban. Sisi kanan kepalanya berdarah akibat terkena lemparan benda dari massa aksi lain.

Menurut Karyoto, jajarannya telah berupaya untuk mengimbau agar aksi berlangsung secara humanis.

Untuk meredam kerusuhan, polisi hanya melakukan perlawanan melalui semprotan air dari watercanon.

"Kami tidak membalas, kami hanya mengimbau terus untuk tidak anarkis sambil bertahan menyemprotkan air," tegas dia.

Baca juga: Demo Apdesi Usai Setelah Dijanjikan Ketemu Pimpinan DPR, Bahas Revisi UU Desa

Sebelumnya diberitakan, pagar gedung DPR roboh ditarik massa.

Pengamatan Kompas.com, massa mengaitkan tali tambang ke gerbang samping dan menariknya paksa.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro telah mengimbau agar massa tidak melakukan hal itu, tapi tak dihiraukan.

Setelah itu, seorang polisi memotong tali itu dengan pisau. Sontak, hal itu memantik amarah massa dan mereka mulai melempar berbagai barang ke dalam halaman gedung DPR.

Mulai dari botol plastik, botol kaca, hingga batu.

Baca juga: Demo Apdesi Ricuh, Massa Bobol Pagar DPR dan Lempar Batu ke Polisi

Setelah itu, jajaran korps sabara segera bersiaga menggunakan tameng.

Lantaran serangan botol dan batu tak kunjung berhenti, polisi mulai menyemprotkan water canon ke arah massa. Kemudian, pemadam kebakaran juga turut menyemprotkan air menggunakan selang.

Aksi kerusuhan berlangsung cukup lama, kira-kira sekitar setengah jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Megapolitan
Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Megapolitan
Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Megapolitan
Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Megapolitan
Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Megapolitan
Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com