Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Kasus Sekeluarga Tewas Bunuh Diri, dari Kasus Kalideres sampai Apartemen Penjaringan

Kompas.com - 12/03/2024, 21:28 WIB
Zintan Prihatini,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

Sedangkan ayahnya berinisial W (38) sekarat dengan kondisi tangan kiri tersayat. Diduga kuat, korban bunuh diri karena terlilit utang.

Adrianus menuturkan, orangtua ARE diduga memaksanya untuk ikut mengakhiri hidup. Sedangkan satu anak lainnya dibiarkan hidup.

Baca juga: 6 Fakta Kasus Satu Keluarga Tewas Bunuh Diri di Malang, Tersisa Satu Anak Kembar yang Masih Hidup

“Jadi bapak ibunya juga berpikir kalau misalnya dua anaknya dibiarkan hidup memberatkan keluarga yang tinggal. Satu lagi mereka (keluarga) rawat, satu lagi mereka ajak mati,” ucap dia.

Bom bunuh diri satu keluarga di Surabaya

Rentetan terorisme di Surabaya pada 13 Mei 2018 lalu mengungkap modus baru terorisme, yakni menyertakan anak-anak kandung pelaku.

Tiga gereja, yakni Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuno, Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, dan Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro dibom.

Aksi bom bunuh diri tiga gereja di Surabaya itu dilakukan oleh enam pelaku yang masih satu keluarga. Mereka adalah Dita Oepriyanto (48), Puji Kuswati (43), PR (9), FS (12), YF (18), dan FH (16).

Pihak kepolisian mengatakan, pelaku terafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT).

“Keluarga yang bunuh diri lewat (aksi) terorisme di Surabaya. Dua suami istri dan empat anak yang kemudian semuanya meninggal karena terorisme. Itu kan juga boleh dibilang suatu masalah sosial,” papar Adrianus.

Baca juga: Pelaku Bom Bunuh Diri di Surabaya Diduga Berasal dari Satu Keluarga

“Karena lebih ke soal keyakinan agama yang salah, yang menyebabkan mereka seperti itu. Bukan masalah psikologis, psikiatri, bukan,” imbuh dia.

Kasus kematian ibu dan anak di Cinere

Selanjutnya, Adrianus menyinggung soal kematian ibu dan anak, yakni Grace Arijani Harahapan (64) dan David Ariyanto Wibowo (38) yang memutuskan bunuh diri di rumahnya wilayah Cinere, Depok.

“Ibunya ada indikasi sakit jantung. Tetapi, anaknya memang punya penganut satu gaya hidup minimalis, gaya-gaya Jepang yang kemudian membuat dirinya (mati) lemas, kemudian tidak cukup asupan gizi dan akibatnya meninggal,” tutur dia.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Nathanael Elnadus J Sumampouw berujar bahwa Grace serta David mengalami depresi hingga memutuskan bunuh diri bersama.

"Jadi, pada Grace dalam kondisi depresif, ketidakberdayaan, teralienasi. Mereka sepaham, sepakat bersama anaknya untuk menunjukkan indikasi bersama-sama mengakhiri kehidupan," sebut Nathanael dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jumat (6/10/2023).

Baca juga: Jasad Ibu-Anak Ditemukan Tinggal Tulang di Cinere, Sang Ayah Meninggal 10 Tahun Lalu

Keduanya dipastikan bunuh diri, dengan berdiam di dalam toilet yang sempit. Korban juga membakar dupa dan arang, serta menutup rapat semua tempat sirkulasi udara dengan plastik. Ditemukan pula tulisan David yang mengungkapkan keinginannya untuk mati.

Kematian misterius sekeluarga di Kalideres

Kematian tragis sekeluarga juga terjadi di Kalideres. Empat orang anggota keluarga ditemukan tak bernyawa di dalam rumahnya, Perumahan Citra Garden 1, Kamis (10/11/2022).

Halaman:


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Megapolitan
Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Megapolitan
Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Megapolitan
Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Megapolitan
Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Megapolitan
Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Megapolitan
Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Megapolitan
Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu 'Ferguso'!

Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu "Ferguso"!

Megapolitan
Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com