Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Tanah Baru Sepi Pembeli, Kepala Unit Pasar Rakyat: Akses Transportasinya Sulit Dijangkau Masyarakat

Kompas.com - 15/03/2024, 17:07 WIB
Ruby Rachmadina,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Kepala Unit Pasar Rakyat Tanah Baru, Syaiful Afriadi menjelaskan penyebab Pasar Tanah Baru Bogor sepi dan minim pembeli.

Syaiful menyebut, kondisi pasar yang saat ini sepi pembeli dikarenakan masalah akses transportasi yang sulit dijangkau oleh masyarakat.

Keterbatasan sarana transportasi umum ke Pasar Tanah Baru menyebabkan rendahnya kunjungan ke pasar tersebut.

Baca juga: Pasar Tanah Baru Bogor Sepi, Pedagang: Pernah Ada yang Datang, Lihat Sepi, Balik Lagi

“Salah satunya masalah akses. Kita mengusulkan dibantu masyarakat setempat untuk adanya trayek angkutan umum (angkot) melewati Pasar Tanah Baru,” ucap Syaiful saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/3/2024).

Kondisi Pasar Tanah Baru yang sepi diakui Syaiful juga disebabkan harga bahan pangan yang dijual pedagang cukup mahal.

“Harga yang ditawarkan lebih mahal. Sehingga konsumen lebih banyak berbelanja ke warung atau pasar lain,” ungkap Syaiful.

Saat ini, pihaknya tengah bekerja sama dengan pengelola Pasar Induk Kemang atau Pasar TU sebagai pemasok sayur-mayur untuk memudahkan pembelian logistik.

Sehingga para pedagang bisa menjual barang dagangannya jauh lebih murah dan menarik minat para pembeli untuk datang ke Pasar Tanah Baru.

“Sedang diupayakan kerja sama Pasar TU di Kemang. Pedagang akan membeli sesuai dengan harga di pasar kemudian menjualnya dengan harga yang tidak terlalu mahal,” terangnya.

Baca juga: Baru Selesai Direvitalisasi, Pasar Tanah Baru Sepi Pedagang dan Pembeli

Perihal lokasi, Syaiful menilai Pasar Tanah Baru berdiri di tempat yang strategis.

Ia optimis Pasar Tanah Baru bisa ramai pembeli apabila permasalahan mengenai transportasi dan harga jual dari pedagang bisa diselesaikan.

“Kalau dari lokasi inikan berada tidak jauh dari kota dan saya yakin ke depannya akan ramai,” ujar Syaiful.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com