Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Polisi Berkuda di CFD Hadapi Warga yang Ingin Naik Kuda

Kompas.com - 17/03/2024, 19:28 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Detasemen Turangga Mabes Polri sudah terbiasa menghadapi berbagai jenis warga saat berpatroli dan mengamankan kegiatan car free day (CFD) di Bundaran HI, Jakarta Pusat.

Kehadiran anggota polisi yang menunggangi kuda ini memang selalu menarik perhatian warga.

Terkadang, ada saja warga yang punya permintaan di luar kebiasaan, misalnya hendak menjajal menunggangi kuda. 

Namun, anggota Detasemen Turangga Mabes Polri terpaksa dengan tegas menolak permintaan itu.

"Orang-orang dewasa banyak yang minta naik, cuma tidak boleh," ungkap salah satu anggota Detasemen Turangga, Bripda Faisal, di lokasi CFD, Minggu (17/3/2024).

Baca juga: Polisi Berkuda dari Detasemen Turangga Bantu Amankan CFD

Faisal melanjutkan, hanya anak-anak berusia di bawah tujuh tahun yang boleh menunggangi kuda tersebut.

Itu pun harus didampingi oleh para Aswada, polisi yang menunggangi para kuda, dan hanya untuk berfoto, bukan jalan-jalan.

Saat naik pun harus digendong agar mereka tidak salah menginjak atau menendang kuda. Sebab, jika posisi kaki saat naik kuda salah, bisa membuat hewan tersebut jalan tanpa komando.

"Ada banyak orang dewasa yang kayak begitu, minta naik. Namanya kan penasaran, pengin naik kuda. Bukannya kami enggak mau kasih, tapi risikonya besar," tutur Faisal.

"Walau ngaku-ngaku sudah sering naik kuda, tetap enggak akan kami kasih karena sudah SOP (standar operasional prosedur). Dan belum tentu, karakteristik kuda kami sama dengan yang dia handle," imbuh dia.

Baca juga: Foto Bersama Polisi Berkuda Tak Boleh Sembarangan, Simak Tipsnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com