Para pelayat itu kebanyakan kolega M dan P dari Wanita Katolik Gereja Santo Stefanus. Mereka mengenakan seragam organisasi berwarna biru.
Sementara itu, keluarga besar M dan P sudah berada di sekitar pusara terlebih dahulu.
Baca juga: Ibu dan Anak yang Ditemukan Meninggal Dunia di Kawasan Cilandak Dikenal Aktif di Kegiatan Sosial
Pemakaman diawali dengan ibadat yang dipimpin oleh seorang pastur dan pada pukul 08.35 WIB, peti pertama berisi tubuh M segera diletakkan di atas liang lahat menggunakan papan.
Sembari diiringi doa, suara tangisan mulai terdengar.
Terlihat dua wanita yang duduk di kursi dekat pusara tampak tak kuat mengikuti iringan doa dan hanya terus berurai air mata, yang dicoba ditenangkan oleh kedua pria di sebelahnya dengan beberapa kali mengeluskan pundak dan kepala dua wanita tersebut.
Saat pastor selesai mencipratkan air suci ke peti, peti segera dimasukkan ke dalam liang lahat dan isak tangis tersebut kini mengalahkan suara iringan doa dari para pelayat.
Sementara, untuk jenazah P, tiba di lokasi sekitar pukul 08.52 WIB.
Kedua peti diletakkan bertumpukan dalam satu liang lahad yang sama.
penguburan digabung dalam satu pusara, sebab kedua mendiang meninggal di hari bersamaan dengan status anak dan ibu.
Disebutkan, penguburan digabung ini sudah melalui konsultasi dan diskusi bersama keluarga dan pihak TPU.
Saat kedua peti sudah berada di dalam, pihak keluarga yang tadi duduk segera berdiri mendekati liang untuk menyebarkan bunga di atas peti.
Prosesi pemakaman berlanjut, kedua kerabat wanita tadi masih terus menangis tersedu melihat peti mulai tertutupi oleh tanah.
“Ibu," ucap salah satu dari kedua wanita itu beberapa kali sambil menutup mulut dengan tangan kanannya karena tak kuasa menahan rasa sedihnya.
Setelah menutup mulutnya, ia juga tampak melambaikan tangan ke arah pusara seperti tanda perpisahan sambil terus menangis.
Prosesi penguburan selesai sekitar pukul 09.12 WIB saat papan nama jenazah sudah tertancap rapih.