Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemudik Keluhkan Sulit Cari "Rest Area", padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Kompas.com - 16/04/2024, 07:41 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah seorang pemudik bernama Vanny Rahayu (26) asal Jonggol, Jawa Barat, mengeluhkan sulitnya mencari rest area serta minimnya rambu di jalur contraflow saat pulang dari mudik di Kediri, Jawa Tengah.

"Rest area banyak yang ditutup, katanya karena penuh. Padahal enggak penuh-penuh banget," ujar Vanny ketika diwawancarai Kompas.com, Senin (15/4/2024). 

Hal ini didasarkan pada pengalamannya melintasi jalan tol di Boyolali ketika puncak arus balik, Minggu (14/4/2024). 

Baca juga: Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Ia kurang ingat persisnya berada di kilometer berapa. Saat itu, mobilnya terjebak macet cukup parah. Karena merasa lelah, ia memutuskan beristirahat di salah satu rest area

"Di depannya ternyata ditutup. Ada tulisan 'penuh'. Tapi pas saya lewat masih lengang," ucap Vanny. 

Peristiwa yang sama terjadi di rest area yang dijumpai setelahnya. 

Banyaknya rest area yang ditutup membuat Vanny dan keluarga tak bisa istirahat dan terpaksa harus melanjutkan perjalanan dalam kondisi fisik yang lelah.

Vanny bercerita, ia jalan dari kediaman kampung halamannya di Kecamatan Kras, Kediri, Jawa Tengah, pukul 12.00 WIB, dan baru bisa istirahat di rest area yang ada di daerah Salatiga, Jawa Tengah, pukul 20.30 WIB.

Ia menyarankan, agar ke depannya pemerintah atau pengelola jalan tol bisa mengevaluasi lagi terkait kebijakan penutupan rest area saat arus mudik.

Sebab, menurut Vanny, penutupan rest area ini justru menimbulkan kemacetan baru di jalan tol.

"Nimbulin kemacetan baru, karena pada berhenti di bahu jalan. Selain bikin titik kemacetan baru, juga rawan menimbulkan kecelakaan atau ditabrak akibat macet gitu," ujar dia. 

Baca juga: Puncak Arus Balik, Pemudik Ini Habiskan 27 Jam Perjalanan dari Purwokerto ke Jakarta

Selain banyak rest area yang ditutup, Vanny juga mengeluhkan minimnya rambu-rambu di jalur contraflow, terutama rambu yang menunjukkan keberadaan rest area

"Saya berharap di jalur contraflow dikasih rambu-rambu kalau ada rest area, terutama dari arah Kediri menuju ke Jakarta," ucap dia.

Vanny menyarankan, penerapan contraflow tahun depan bisa mulai dilaksanakan di titik awal kemacetan, bukan di pertengahan. Pasalnya, penerapan jalur contraflow sangat membantu untuk mengatasi kemacetan di jalan tol.

Bagaimanapun, Vanny tetap merasa bahagia bisa mudik ke kampung halaman di saat momen Lebaran. Ia berharap pelaksanaan mudik dan balik Lebaran yang akan datang bisa lebih baik lagi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com