Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Kompas.com - 30/04/2024, 16:04 WIB
Firda Janati,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Baliho beberapa bakal calon wali kota Bekasi sudah mulai memenuhi sejumlah titik di jalan arteri menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) pada 27 November 2024.

Pantauan Kompas.com, Selasa (30/4/2024) di sejumlah lokasi, alat peraga kampanye (APK) dari para bacalon walkot Bekasi sudah terpasang dengan ukuran yang bervariasi.

Baliho pertama milik Heri Koswara dari Partai Keadilan Sejahtera yang membentang di Jalan Ahmad Yani, tepatnya di depan Gedung Islamic Center Bekasi.

 Baca juga: Tri Adhianto Disebut Berpeluang Dipilih DPP PDI-P sebagai Bacalon Walkot Bekasi

Ketua DPD PKS Kota Bekasi itu mengenakan kemeja batik berwarna oranye. Di sampingnya, terdapat foto Anggota DPR RI Fraksi PKS Mahfudz Abdurrahman.

Hanya berjarak 100 meter dari baliho PKS, ada APK dari bacalon walkot Bekasi Tri Adhianto yang didominasi warna merah.

Masih di area yang sama, baliho bacalon walkot Bekasi dari partai Gerindra, Nofel Saleh Hilabi, berada di seberang baliho Tri.

Baliho Nofel juga bertuliskan kalimat untuk menarik suara warga Bekasi dengan slogan "Bang Nofel solusi Kota Bekasi".

Kemudian, APK milik Mochtar Mohammad juga terlihat di sekitar Jalan Villa Raya Kalimalang arah Jakarta, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi.

Di wilayah tersebut, terdapat dua baliho Mochtar, yakni pada sisi kanan jalan dan berjarak lebih kurang 100 meter ke depan terdapat di sisi kiri.

Baca juga: Tri Adhianto dan Mochtar Mohamad Berebut Kursi Calon Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Ketua Bawaslu Kota Bekasi Vidya Nurrul Fathia mengatakan, status empat bacalon tersebut belum secara resmi terdaftar sebagai kontestan Pilkada.

"Belum mendaftar dan juga belum ditetapkan sebagai calon pasangan oleh KPU. Tentu kan semua hal itu harus menunggu dari KPU pendaftarannya. Kecuali memang sudah ditetapkan sebagai calon pasangan itu, tentu harus kami memperhatikan," kata Vidya saat dikonfirmasi, Selasa.

Vidya menjelaskan, pihak yang berwenang menanggapinya adalah jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi.

"Pemkot Bekasi mengacu terhadap Perda K3 itu sendiri, yaitu estetika, keindahan dan kebersihan, apakah spanduk maupun baliho tersebut mengganggu tata ruang estetika keindahan atau kebersihan. Jadi itu ada di ranah Pemkot," papar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Mereda Usai Polisi Janji Tangkap Terduga Pelaku Pembacokan

Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Mereda Usai Polisi Janji Tangkap Terduga Pelaku Pembacokan

Megapolitan
Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Megapolitan
Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Megapolitan
Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com