Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Kompas.com - 18/05/2024, 06:44 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria bernama Ahmad Efendy (38) ditemukan tak bernyawa di tepi Kali Sodong, Jati, Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (13/5/2024) sore.

Mayat Efendy ditemukan pertama kali oleh seorang tukang ojek sekitar pukul 16.20 WIB. Saat ditemukan, wajah korban lebam.

Kemudian, tukang ojek itu melapor ke Polsek Pulogadung untuk mengevakuasi mayat Efendy. Ketika jasad diperiksa, ditemukan sebuah dompet berisi KTP.

Setelah ditelusuri lebih lanjut, rupanya Efendy adalah pria yang dilaporkan menghilang oleh keluarganya pada Senin pagi.

Baca juga: Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Effendy dilaporkan menghilang setelah melakukan panggilan video atau video call dengan teman dan saudaranya dalam kondisi wajah lebam dan berdarah.

Sepanjang melakukan panggilan video, Efendy hanya mengucapkan satu kalimat, yakni "posisi di BKT". Setelah itu keluarga hilang kontak.

Keluarga pun bertanya-tanya, apa yang terjadi pada Efendy. Apalagi, Efendy hanya pamit untuk membeli bensin pada saat pertemuan terakhir mereka.

Namun rupanya tidak pulang dan malah ditemukan tewas di Kali Sodong. 

Korban perampokan dan pembunuhan

Setelah beberapa hari, polisi menangkap tiga orang terkait penemuan mayat Efendy di Kali Sodong, Pulogadung, Jakarta Timur.

Baca juga: Pria di Kali Sodong Dibunuh Debt Collector Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Penangkapan ini sekaligus mengungkap misteri kematian Efendy yang ternyata tewas dibunuh.

"Pada hari ini telah ditangkap para pelaku yang melakukan tindak pidana pada korban yang ditemukan hari Senin (13/5/2024) itu," kata Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly saat konferensi pers di Polres Jakarta Timur, Jumat (17/5/2024).

Adapun motif pembunuhan ini murni perampokan sepeda motor dengan modus mengaku sebagai debt collector leasing.

“Modus mereka itu istilahnya mata elang. Jadi mereka mengaku petugas debt collector, padahal mereka tidak punya izin atau tidak bergabung dengan salah satu debt collector resmi," terang Nicolas.

"Mereka mengaku dari leasing dan mau mengambil sepeda motor. Namun, pada saat kejadian itu, korban memang tidak mau menyerahkan motornya," ujar dia.

Baca juga: Misteri Kematian Pria di Kali Sodong, Wajah Lebam Korban Saat Video Call Keluarga Jadi Pertanyaan

Selanjutnya, ketika korban tidak mau menyerahkan motornya, para pelaku lantas membawa korban ke tempat kejadian perkara (TKP) dan terjadilah penganiayaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Curhat Seniman Grafiti Diremehkan karena Tak Banyak Uang, Janji Akan Terus Berkarya

Curhat Seniman Grafiti Diremehkan karena Tak Banyak Uang, Janji Akan Terus Berkarya

Megapolitan
Rancang dan Perjuangkan Sendiri, Kios Seni di GKJ Jadi Karya Terbesar Suwito Si Pelukis

Rancang dan Perjuangkan Sendiri, Kios Seni di GKJ Jadi Karya Terbesar Suwito Si Pelukis

Megapolitan
Kerap Dipandang Sebelah Mata Jadi Pelukis Jalanan, Atu: Bagi Saya Tidak Masalah

Kerap Dipandang Sebelah Mata Jadi Pelukis Jalanan, Atu: Bagi Saya Tidak Masalah

Megapolitan
Ini Biang Kerok Eskalator 'Skybridge' Stasiun Bojonggede Rusak Berminggu-minggu

Ini Biang Kerok Eskalator "Skybridge" Stasiun Bojonggede Rusak Berminggu-minggu

Megapolitan
Sistem Imigrasi Sempat 'Down', Penumpang di Bandara Soekarno Hatta Sebut Tak Ada Lagi Antrean Panjang

Sistem Imigrasi Sempat "Down", Penumpang di Bandara Soekarno Hatta Sebut Tak Ada Lagi Antrean Panjang

Megapolitan
Warga Dorong Polisi Selidiki Kasus Penjarahan Aset Rusunawa Marunda

Warga Dorong Polisi Selidiki Kasus Penjarahan Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Jauh-jauh dari Depok, Tiga Pemuda Datang ke PRJ demi Coba Mie Goreng Viral

Jauh-jauh dari Depok, Tiga Pemuda Datang ke PRJ demi Coba Mie Goreng Viral

Megapolitan
Mumet Ujian dan Sekolah, Salwa ke PRJ Demi 'Ketemu' Grup Kpop Seventeen

Mumet Ujian dan Sekolah, Salwa ke PRJ Demi "Ketemu" Grup Kpop Seventeen

Megapolitan
Warga Teriak Lihat Anies Keliling PRJ: Pak, Jadi Gubernur Lagi Ya...

Warga Teriak Lihat Anies Keliling PRJ: Pak, Jadi Gubernur Lagi Ya...

Megapolitan
Wakili Heru Budi, Wali Kota Jakpus Buka Perayaan HUT DKI di PRJ Bareng Anies

Wakili Heru Budi, Wali Kota Jakpus Buka Perayaan HUT DKI di PRJ Bareng Anies

Megapolitan
Jajan Kerak Telor di PRJ, Anies: Kangen, Sudah Dua Tahun Enggak Makan Ini

Jajan Kerak Telor di PRJ, Anies: Kangen, Sudah Dua Tahun Enggak Makan Ini

Megapolitan
Anies Baswedan Kunjungi PRJ, Pandu Pesta Kembang Api dari Atas Panggung

Anies Baswedan Kunjungi PRJ, Pandu Pesta Kembang Api dari Atas Panggung

Megapolitan
Beli Uang Palsu Rp 22 Miliar, Pelaku Bakal Tukar dengan Duit Asli yang Akan Dimusnahkan BI

Beli Uang Palsu Rp 22 Miliar, Pelaku Bakal Tukar dengan Duit Asli yang Akan Dimusnahkan BI

Megapolitan
Awalnya Pembeli, Pria di Depok Dimodali Bandar Buat Jadi Peracik dan Pengedar Tembakau Sintetis

Awalnya Pembeli, Pria di Depok Dimodali Bandar Buat Jadi Peracik dan Pengedar Tembakau Sintetis

Megapolitan
Keluarga Berharap Virgoun Bisa Direhabilitasi

Keluarga Berharap Virgoun Bisa Direhabilitasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com