Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandar Narkoba di Pondok Aren Diduga Masih Dalam Pengaruh Sabu Sebelum Tewas Dalam Toren Air

Kompas.com - 30/05/2024, 20:16 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kapolsek Pondok Aren Kompol Bambang Askar Sodiq menduga, Devi Karmawan (27) alias DK masih dalam pengaruh sabu yang sempat ia konsumsi bersama teman-temannya sebelum bersembunyi di dalam toren air rumah tetangganya, Sutrisno (46).

Devi yang merupakan bandar narkoba ini memutuskan sembunyi dalam toren karena takut ditangkap polisi usai tahu rekannya yang menjadi kurir narkoba bernama Abdul Aziz alias AA tertangkap.

"Kemungkinan yang bersangkutan (DK) ini masih ada reaksi sabu, halusinasi atau ketakutan,” ucap Bambang di Polsek Pondok Aren, Rabu (29/5/2024).

Baca juga: Akhir Tragis Bandar Narkoba di Pondok Aren, Tewas Membusuk Dalam Toren Air Usai Kabur dari Kejaran Polisi

Bambang mengatakan, penangkapan AA berlangsung di Jalan Puskesmas Pondok Aren, RT 02/RW 11, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Sabtu (27/5/2024).

Saat ditangkap, AA diinterogasi soal barang haram yang diantarnya.

“Setelah kami lakukan interogasi terhadap AA atau pelaku, pelaku menyampaikan bahwa yang bersangkutan itu mengambil barang lalu diserahkan di rumahnya Dwi alias D (DPO),” ujar Bambang.

Menurut Bambang, AA ditugaskan mengambil sabu seberat 50 gram di Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (26/5/2024).

AA mengambil sabu dari orang yang tidak dia kenal atas suruhan Perong alias P (DPO).

“Saat itu juga, tim opsnal mengarah ke rumah kosong itu, yang awalnya diakui oleh si AA adalah rumahnya D. Saat itu juga (Sabtu malam), kami ke sana pukul 23.00 WIB,” kata Bambang.

Ternyata, rumah kosong itu sempat dijadikan lokasi pesta narkoba oleh AA, Dwi, Perong, dan Devi.

Baca juga: Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Bukan hanya itu, rumah kosong tersebut sempat mereka jadikan sebagai tempat untuk membagi sabu 50 gram yang AA ambil dari Cengkareng.

“Mengingat di rumah D kosong, langsung kita balik kanan, rumah itu dalam keadaan sepi kosong. D, DK, dan P langsung kita jadikan DPO,” ujar Bambang.

Mengetahui rumah kosong itu didatangi polisi, Devi diduga melarikan diri hingga akhirnya bersembunyi di dalam toren milik Sutrisno sampai akhirnya ia tewas.

“Kemungkinan seperti itu (menghindari penangkapan), mengingat saat AA menunjukkan rumah kosongnya di mana dan posisinya, pada saat mau ke rumah kosong itu, kami melewati rumahnya DK,” kata Bambang.

“Kami waktu itu belum tahu rumahnya DK, yang diketahui kami itu rumah kosong," sambungnya.

Adapun Devi ditemukan tewas di dalam toren pada Senin (27/5/2024) sore. Mayat Devi ditemukan Sutrisno dan mertuanya, Abu Suud, saat keduanya mengecek toren air di belakang rumah.

Baca juga: Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Pengecekan ini mereka lakukan setelah air di kamar mandi Sutrisno mengeluarkan aroma tidak sedap, keruh, licin, dan sedikit berbusa.

Mengingat Abu sudah berusia senja, Sutrisno pun memanjat penopang toren berbahan besi. Saat itu, dia memastikan, kondisi toren masih tertutup rapat.

“(Posisi toren) terkunci pada umumnya, tertutup. Saya buka penutup torennya itu dua sampai tiga kali putaran,” ungkap Sutrisno.

Saat pertama kali membuka penutupnya, aroma tak sedap menyeruak. Sekilas, Sutrisno melihat ke dalam toren ada sebuah benda seperti bantal.

Sutrisno pun turun dan digantikan oleh Abu. Tanpa ragu, Abu membuka penutup toren lebar-lebar dan ternyata di dalam terdapat pria yang sudah tidak bernyawa.

Kini, Devi telah dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Jaya, Selasa (28/5/2024).

(Penulis: Baharudin Al Farisi | Editor: Akhdi Martin Pratama)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Megapolitan
Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Megapolitan
Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Megapolitan
Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Megapolitan
Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Megapolitan
Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Megapolitan
Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Megapolitan
Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Megapolitan
Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Megapolitan
Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Megapolitan
Balita 4 Tahun di Johar Baru Diculik, Pelaku Ternyata Mantan Istri Ayah Korban

Balita 4 Tahun di Johar Baru Diculik, Pelaku Ternyata Mantan Istri Ayah Korban

Megapolitan
Sudirman Said Sebut Komunikasi dengan Banyak Partai soal Pilkada Jakarta 2024

Sudirman Said Sebut Komunikasi dengan Banyak Partai soal Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Megapolitan
PKS Dinilai Sulit 'Move On' dari Anies Baswedan

PKS Dinilai Sulit "Move On" dari Anies Baswedan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com